Jembatan Musi III Bakal Dibuat Bentuk Terowongan
BRITO.ID, BERITA PALEMBANG - Konstruksi Jembatan Musi III Palembang direncanakan berbentuk terowongan sehingga kapal-kapal berukuran besar masih bisa melintasi Sungai Musi.
Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah V Ki Agus Syaiful Anwar di Palembang, Rabu (9/1), mengatakan konstruksi itu dipilih karena berbiaya lebih murah mengingat tidak menggunakan pilar. Apalagi saat ini sudah ditemukan teknologi terbaru dengan menggunakan tunnel yang telah diterapkan di jalan tol.
"Desain jembatan ini nanti tingginya 40 meter, sehingga kapal besar bisa lewat. Selain itu, Wali Kota (Harnojoyo,red) juga ingin Palembang ini memiliki jembatan yang konstruksinya berbentuk terowongan," katanya.
Terkait proses pembangunannya, menurut Kementerian Pekerjaan Umum sudah melakukan feasibility study (fs) karena jembatan itu akan menghubungkan jalan lingkar selatan Kota Palembang ke Pulau Kemaro.
Namun, untuk anggarannya, menurut Syaiful belum dibicarakan karena akan dilakukan terlebih dahulu uji penggunaan teknologi terbaru penggunaan tunnel tersebut.
Menurut dia, jika nantinya Palembang memiliki tambahan tiga jembatan lagi, yakni Jembatan Musi VI, Jalan tol Jembatan Musi V dan Jembatan Musi III maka bisa dikatakan sudah memenuhi kebutuhan kota untuk mengurai kemacetan lalu lintas.
"Sebenarnya solusi kemacetan itu tidak mesti dipecahkan dengan pembangunan infrastruktur tapi juga sistemnya yang diperbaiki," katanya.
Sementara Wali Kota Palembang Harnojoyo mengatakan setelah menuntaskan pembangunan Jembatan Musi IV, pemerintah akan menggenjot penyelesaian Jembatan Musi VI dan jalan tol Jembatan Musi V dan Jembatan Musi III.
"Tidak mudah merealisasikan pembangunan jembatan, tapi pemkot akan terus berupaya, dukungan kami bukan hanya dana tapi juga upaya pembebasan lahan," katanya.
Hingga kini Jembatan Musi IV yang berpangkal di Jalan Slamet Riyadi di kawasan Seberang Ilir dan Jalan KH Azhari di kawasan Seberang Ulu masih berkutat pada pembebasan lahan. Pelebaran jalan menjadi konsentrasi BBPJN selanjutnya, karena lebar jalan yang awalnya 14 meter di Jalan Slamet Riyadi langsung menyempit menjadi 6 meter ketika memasuki Jalan KH Azhari sehingga menjadi titik kemacetan baru. Padahal, Jembatan Musi IV ini direncanakan akan ditembuskan ke jalan nasional Jalan Ahmad Yani, namun karena pembebasan lahan belum tuntas membuat alur diarahkan ke Jalan KH Azhari.
Menurut Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah V Ki Agus Syaiful Anwar pemerintah provinsi sebenarnya sudah mengganggarkan dana untuk pembangunan jalan sepanjang 750 meter di kawasan tersebut.
"Nanti sebelum mengerjakan, kami akan memeriksa terlebih dahulu bukti adanya pembayaran pembebasan lahan. Jangan sampai sudah dianggarkan paket fisiknya tapi dana APBN-nya tidak terserap," katanya.
Sementara untuk Jalan Slamet Riyadi, BBPJN akan meningkatkan menjadi jalan nasional karena kebetulan surat keterangan jalan per lima tahun akan terbit lagi di tahun 2019, tambahnya.
Sejauh ini dengan beroperasinya Jembatan Musi IV, maka terdapat empat akses dari seberang ilir ke seberang ulu yakni Jembatan Ampera, Jembatan Musi II dan Duplikat Musi II. Pembangunan infrastruktur jembatan di Palembang terbilang lambat jika merujuk jumlahnya dalam 50 tahun terakhir, karena Jembatan Ampera dibangun pada 1962, Jembatan Musi II 1994, Duplikat Musi II 2015, dan Jembatan Musi IV 2019. Awalnya dua jembatan yakni Jembatan Musi IV dan Jembatan Musi VI ditargetkan beroperasi sebelum Asian Games XVIII pada Agustus 2018. (RED)