Pemekaran Bungo Berlanjut, Why Not!

Pemekaran Kabupaten Bungo yang telah diusulkan sejak masa kepemimpinan Bupati Bungo H Zulfikar Ahmad. Karena pada masa itu, ZA dengan kuatnya ingin memekarkan antara Kota Muara Bungo yang terdiri dari enam kecamatan dari Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi.

Pemekaran Bungo Berlanjut, Why Not!
M Hendri Nur. (Ist)

BRITO.ID, BERITA JAMBI - Pemekaran Kabupaten Bungo yang telah diusulkan sejak masa kepemimpinan Bupati Bungo H Zulfikar Ahmad. Karena pada masa itu, ZA dengan kuatnya ingin memekarkan antara Kota Muara Bungo yang terdiri dari enam kecamatan dari Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi.

Proses pun berlanjut hingga masuk dalam pembahasan di DPR RI serta sempat masuk dalam rencana Prolegnas untuk DOB. Namun sayangnya proses terhenti ketika masa kepemimpinan Bupati Bungo H Sudirman Zaini usulan pemekaran ini diusulkan dicabut, dengan alasan proses administrasi yang tidak lengkap. 

Perlu diketahui, bahwa jika dimekarkan menjadi Kota Muara Bungo, maka wilayah yang masuk ke dalam kota adalah kecamatan Bungo Dani, Bathin II Babeko, Bathin III, Pasar Muara Bungo, dan Rimbo Tengah.

Namun, persoalan pemekaran ini menjadi hal prioritas akan dilakukan oleh M Hendri Nur, SH merupakan Ketua Dewan Penasehat Partai Golkar. Menurutnya mewujudkan pemekaran Kabupaten Bungo dan Kota Muara Bungo adalah hal yang sangat penting.

"Ada beberapa aspek kenapa kita harus melakukan pemekaran. Paling utama adalah pembangunan akan lebih cepat dikarenakan anggaran kota dan kabupaten tersendiri. Tidak ada pemotongan anggaran, malah yang ada penambahan anggaran," jelasnya.

Kemudian, katanya, proses pemekaran itu perlu dilakukan dikarenakan Kabupaten Bungo sudah layak, seperti persyaratan memiliki bandara bertaraf Nasional. Kemudian perekonomian terus bangkit, bahkan Bungo ini merupakan kawasan kota lintas. 

"Jadi tidak ada alasan lagi Bungo tidak bisa dimekarkan. Jumlah penduduk pun sudah mencukupi. Jika dimekarkan pun enam kecamatan yang masuk kota tidak mengurangi, kemampuan dari kabupaten Bungo," ujarnya. 

Motivasi pemekaran suatu wilayah tidak lepas hakekat dari APBN dan APBD yang tujuannya adalah untuk meningkatkan pelayanan dan mempercepat pembangun untuk kesejahteraan rakyat. 

"Kita pikir itu bisa berproses, dan pemekaran itu wujud adanya kemajuan suatu daerah," katanya.

Potensi Pemekaran Kabupaten Bungo dan Kota Muara Bungo

Dikutip dari jurnal planologi Unpas, dengan judul analisis wilayah potensial pengembangan kawasan perkotaan calon kota otonom Muara Bungo berdasarkan kemampuan fisik lahan, dengan penulis Firmansyah dan Satria menyebutkan Kabupaten Bungo terletak di bagian Barat Propinsi Jambi dengan luas wilayah sekitar 4.624,40 KM2, dengan Ibukota terletak di Kecamatan Pasar Muara Bungo. Kabupaten Bungo merupakan kabupaten yang mengalami perkembangan yang cukup pesat.

Kabupaten Bungo adalah hasil pemekaran dari Kabupaten Bungo Tebo, yang pada awalnya Kabupaten Bungo hanya terdiri dari 6 kecamatan (1999). Namun perkembangan Kabupaten ini cukup pesat hingga sampai saat ini (2010), Kabupaten Bungo terus berkembang dan terdiri dari 17 kecamatan, dengan berbagai perbedaan perkembangan, baik karena potensi geografis, sumberdaya alam, sumberdaya manusia maupun karena pembangunan prasarana pada masing-masing kecamatan dan antar desa/kelurahan.

Dilihat dari tutupan lahan Kabupaten Bungo, masalah kehutanan yang menonjol utamanya adalah merosotnya luasan hutan, baik karena pemanfaatan langsung yang dilaksanakan oleh masyarakat maupun oleh kehadiran berbagai perusahaan besar. 

Perusahaan besar yang memperoleh konsesi hutan secara otomatis mengurangi luasan hutan produksi. Kondisi ini diikuti juga oleh masyarakat khususnya dalam pengembangan kelapa sawit dan karet sebagai komoditi perkebunan. 

Secara keseluruhan sejak tahun 1973 hingga tahun 2005 tutupan lahan hutan di Kabupaten Bungo mengalami penurunan yang sangat drastis, tutupan lahan hutan turun dari hampir 350.000 ha (76%) pada 1973 menjadi hanya 130.000 ha (29%) pada 2005. Penurunan lahan hutan yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh pembangunan fisik saja, tetapi juga alih fungsi lahan hutan menjadi area perkebunan seperti kebun karet dan sawit, yang sekarang menjadi sektor unggulan di Kabupaten Bungo.

Dilihat dari pertumbuhan penduduknya, Kabupaten Bungo memiliki jumlah penduduk sebesar 264.389 jiwa (tahun 2010). 

Berdasarkan RTRW tahun 2009 Kabupaten Bungo, jumlah penduduk di Kabupaten Bungo diprediksikan akan meningkat cukup pesat dalam kurun waktu 20 tahun mendatang, yaitu tahun 2029 dengan jumlah penduduk sebesar 482.081 jiwa. 

Masalah penyebaran penduduk di Kabupaten Bungo juga cenderung tidak merata, karena terkonsentrasi di daerah Ibukota Kabupaten. Sementara dari sektor bangunan, di Kabupaten Bungo telah terjadi perkembangan pembangunan rumah dan bangunan.

 (redaksi)