Wow! Desa Tua Ini Muncul Lagi, Usai 30 Tahun Ditenggelamkan
Sebuah desa tua di Spanyol menjadi viral. Pasalnya, desa itu muncul ke permukaan di tengah musim dingin usai tenggelam selama 30 tahun.

BRITO.ID, BERITA PERISTIWA - Sebuah desa tua di Spanyol menjadi viral. Pasalnya, desa itu muncul ke permukaan di tengah musim dingin usai tenggelam selama 30 tahun.
Atap yang terlihat dari air telah menjadi pemandangan umum setiap musim panas di waduk Lindoso yang berada di barat laut Spanyol. Pada tahun-tahun yang sangat kering, desa tua yang tenggelam 30 tahun lalu itu akan muncul ke permukaan. Namun, sisa-sisa bangunan di desa tua tersebut muncul secara keseluruhan di tengah musim dingin.
Diketahui, desa tua yang tenggelam itu merupakan Desa Acedero. Lokasinya di perbatasan Spanyol dan Portugal. Dulu penduduknya berjumlah sekitar 120 orang.
Perubahan iklim yang menyebabkan musim dingin tanpa hujan berlangsung selama dua bulan di kawasan Spanyol membuat sisa-sisa Desa Acedero muncul ke permukaan. Tak sedikit warga yang datang untuk melihat langsung sisa-sisa kehidupan manusia di desa tua tersebut.
Munculnya Desa Aceredo ke permukaan membuka tragedi di tahun 1992. Desa Aceredo cuma satu di antara 70-an desa lain yang ditenggelamkan.
Diketahui, Aceredo dan 70-an desa di perbatasan Spanyol dan Portugal sengaja ditenggelamkan pada tahun 1992. Caranya, pintu air di bendungan Lindoso sebagai pembangkit listrik tenaga air ditutup. Sungai Limea yang berada dekat wilayah itu pun membanjiri tanah dan bangunan di sekitarnya.
Tragedi Aceredo dimulai ketika kesepakatan dicapai pada tahun 1968 antara kepala negara dari Spanyol dan Portugal, Francisco Franco dan António de Oliveira Salazar Salazar, untuk menggunakan sungai perbatasan membangun bendungan Lindoso. Bendungan itu dipakai bersama-sama. Rupanya, ada konsekuensi pahit dari pembangunan bendungan itu. Tanah warga di sekitar sungai digusur.
Untuk menyingkirkan penduduk desa setempat, perusahaan pembangkit listrik tenaga air Portugis EDP mulai bernegosiasi. Pada awalnya, mayoritas masyarakat yang tinggal di Aceredo tidak berminat meninggalkan rumah mereka. Beberapa warga lain menyetujui melihat kompensasi yang didapatkan. Negosiasi alot itu diklaim mampu membebaskan tanah 51 persen penduduk kawasan itu. Sisanya, diambil alih secara paksa. Warga yang menolak melakukan berbagai upaya, mulai dari demonstrasi, mogok makan, hingga konfrontasi dengan polisi.
Selain Aceredo, empat desa lainnya, O Bao, Buscalque, A Reloeira, dan Lantemil, juga tenggelam ketika bendungan ditutup. Warga pun pergi.
Seorang warga bernama Jose Luis Penin (72) mengatakan kepada AP, Desa Aceredo yang dahulu dipenuhi kebun anggur dan pohon jeruk memiliki pemandangan yang indah dan asri. Namun, Penin yang tinggal di daerah yang sama, mengatakan kondisi itu kini begitu berbeda sembari menunjuk dasar waduk yang berwarna kuning dan retak.
Sementara itu mengutip AP, imbas perubahan iklim, dalam tiga bulan terakhir tahun 2021 Spanyol mencatat hanya 35% dari rata-rata curah hujan yang terjadi selama periode yang sama dari 1981 hingga 2010. Namun sejak itu hampir tidak ada hujan. Menurut badan cuaca nasional AEMET, pada abad ini, hanya pada tahun 2005 ada bulan Januari dengan hampir tidak ada hujan. Jika awan tidak keluar dalam dua minggu ke depan, subsidi darurat untuk petani akan dibutuhkan, kata pihak berwenang.
Sumber: AP/detikcom
Editor: Ari