Mengenang Sosok Almarhum Gus Sholah, Tokoh NU yang Idealis & Tokoh HAM di Indonesia

Mengenang Sosok Almarhum Gus Sholah, Tokoh NU yang Idealis & Tokoh HAM di Indonesia
Almarhum Gus Sholah. (Istimewa)

BRITO.ID, BERITA JAKARTA - KH Salahuddin Wahid yang merupakan mantan anggota MPR dan mantan Wakil Ketua Komnas HAM, tutup usia pada Minggu (2/2/2020).

Hal tersebut disampaikan oleh Irfan Asy'ari Sudirman Wahid, putra dari Salahuddin Wahid melalui Twitter. Salahuddin Wahid yang dikenal luas sebagai Gus Sholah tutup usia pada pukul 20.55 WIB.

Dikutip dari merdeka.com, KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah) adalah salah seorang tokoh NU yang telah lama dikenal sebagai sosok yang idealis dan memiliki komitmen tinggi untuk memajukan NU ke depan.

Tokoh yang kini dipercaya sebagai pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang ini banyak di sebut-sebut sebagai salah satu calon kuat Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada Muktamar ke-32 NU di Makassar.

Pria kelahiran Jombang, 11 September 1942 ini adalah salah satu tokoh HAM di Indonesia. Dia merupakan adik kandung dari mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Sebagai tokoh agama dia tidak terima dengan anggapan banyak ustadz yang mengajarkan radikalisme. karena pasti ada ajaran kebaikan yang mereka ajarkan kepada pengikutnya. Namun dia mengakui, tidak mudah bagi ulama untuk menyadarkan anak-anak muda yang telah mendapat pemahaman salah tentang jihad.

Selain itu dia memandang NU sebagai ajaran yang bisa bertahan dan compartible dengan perkembangan zaman. Ini berarti, sebagai ajaran NU tidak ada yang salah. Ajaran bisa dikembangkan menjadi banyak hal seperti fikih, akidah, tasawuf. Dalam hal ini masing-masing aspek ajaran mengalami banyak tantangan.

Serta NU sebagai organisasi yang perlu ditingkatkan kinerjanya untuk bisa memanfaatkan potensi yang ada, agar bisa berperan sehebat ketika sekian puluh tahun yang lalu. Sejak lama organisasi NU sudah memberikan sumbangsih yang sangat besar kepada bangsa Indonesia. Inilah fitrah organisasi NU. Menurut saya, organisasi NU saat ini sudah mulai melenceng dari jalur fitrahnya. Dan organisasi NU harus dikembalikan kepada fitrahnya untuk menghadapi tantangan-tantangan ke depan bangsa dan umat agar bisa memberikan sumbangsih yang sebesar sumbangsih pada masa-masa sekian puluh tahun yang lalu.

Di kancah politik, Gus Sholah pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Komnas HAM. Bersama kandidat presiden Wiranto, dia mencalonkan diri sebagai kandidat wakil presiden pada pemilu presiden 2004. Langkahnya terhenti pada babak pertama, karena menempati urutan ketiga.

Riset dan analisis oleh Vizcardine Audinovic

Pendidikan

Institut Teknologi Bandung

Karir

Pengasuh Pesantren Tebuireng

Calon Wakil Presiden 2004

Wakil Ketua Komnas HAM (2002-2007)

Anggota MPR (1998-1999)

Penulis lepas pada berbagai media (1998-sekarang)

Assosiate Director Perusahaan Konsultan Properti Internasional (1995-1996)

Direktur Utama Perusahaan Konsultan Teknik (1978-1997)

Direktur Utama Perusahaan Kontraktor (1969-1977)

Ketua Gerakan Integritas Nasional (2011-sekarang)

Ketua PB Nahdlatul Utama

1999 Sekretaris Badan Pendiri Yayasan Wahid Hasyim

1985 Pendiri Yayasan Wahid Hasyim

1991-1994 Anggota Badan Pengawas Yayasan Baitussalam

1982-1991 Ketua Badan Pengurus Yayasan Baitussalam

1982 Pendiri Yayasan Baitussalam

1995 Ketua Panitia Lomba Karya Tulis IKPNI

1993-skrng Anggota Pengurus IKPNI (Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia)

2000-skrng Ketua Badan Pendiri Yayasan Frum Indonesia Satu.

2002-2005 Ketua Umum Badan Pengurus Yayasan Pengembangan Kesejahteraan Sosial

1998-1999 Ketua Lajnah Pemenangan Pemilu PKU

1998-1999 Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan Umat

1995-2005 Anggota Dewan Penasehat ICMI

2000-2005 Ketua MPP ICMI

1999-2004 Ketua PBNU

2002-2005 Anggota Dewan Pembina YLBHI (Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia)

1995 Mendirikan Ikatan Konsultan Manajemen Indonesia

1994-1998 Ketua Departemen Konsultan Manajemen Kadin, Wakil dalam Pertemuan Konsultan Internasional

1993-1994 Pemred Majalah Konsultan

1991-1994 Sekretaris Jenderal DPP Inkindo

1989-1990 Ketua DPD DKI Indkindo (Ikatan Konsultan Indonesia)

1988-sekarang Anggota Persatuan Insinyur Indonesia.

1973-sekarang Anggota Ikatan Arsitek Indonesia

1966-1967 Dewan penurus Pendaki Gunung Wanadri

1964-1966 Wakil Ketua PMII Cabang Bandung

1964-1966 Komisariat PMII ITB

1967 Bendahara Dewan Mahasiswa ITB

1963-1964 Anggota pengurus Senat Mahasiswa Arsitektur ITB

1961-1962 Wakil Ketua OSIS SMAN 1 Jakarta

1957-1961 Kepanduan Ansor. (red)