Tragedi Mahasiswa asal Merangin, BEM Undhari Desak Evaluasi RSUD Sungai Dareh dan Copot Direktur

BRITO.ID, BERITA DHARMASRAYA – Menyusul meninggalnya seorang mahasiswa asal Merangin akibat dugaan keterlambatan penanganan medis, Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Dharmas Indonesia (Undhari), Reno Putri Chaniago, menyuarakan tuntutan tegas terhadap RSUD Sungai Dareh, tempat korban terakhir dirujuk sebelum meninggal dunia.
Dalam pernyataannya, Reno mendesak agar dilakukan evaluasi dan investigasi menyeluruh terhadap penanganan pasien di RSUD Sungai Dareh, yang menurutnya menunjukkan kelemahan serius dalam sistem layanan dan tanggung jawab petugas.
“Ini bukan sekadar kelalaian, tapi cerminan dari sistem yang tidak berjalan sebagaimana mestinya. Kami mendesak agar semua proses penanganan dievaluasi total,” tegas Reno dikonfirmasi saat melakukan aksi unjuk rasa di Kantor Bupati Dharmasraya, Selasa (6/5).
Reno juga menuntut pemberian sanksi dan pembinaan terhadap petugas medis yang menunjukkan kurangnya empati dan tanggung jawab dalam menangani kasus tersebut.
“Kami menerima informasi bahwa ada keterlambatan penanganan karena petugas menunggu konfirmasi informal lewat aplikasi pesan. Ini sangat tidak profesional,” lanjutnya.
BEM Undhari juga menyoroti perlunya perbaikan sistem rujukan dan komunikasi antar fasilitas kesehatan, agar tidak terjadi kebingungan dan keterlambatan yang fatal di masa mendatang.
“Sistem yang mengandalkan komunikasi tidak resmi jelas sangat berisiko. Harus ada sistem rujukan yang cepat, pasti, dan terintegrasi,” ujarnya.
Tidak hanya itu, Reno menuntut perbaikan menyeluruh sistem pelayanan di RSUD Sungai Dareh, agar kejadian serupa tidak terulang dan mencoreng kepercayaan publik terhadap layanan kesehatan.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban pimpinan lembaga, Reno secara tegas meminta pencopotan Direktur RSUD Sungai Dareh jika tidak mampu mengevaluasi dan memperbaiki sistem di bawah kepemimpinannya.
“Jika Direktur tidak bisa membenahi sistem dan menjamin kejadian ini tidak terulang, maka sudah selayaknya dicopot dari jabatannya,” pungkas Reno.
Tuntutan ini merupakan kegelisahan besar dari kalangan mahasiswa dan masyarakat terhadap kualitas layanan kesehatan di daerah, serta menjadi seruan agar reformasi layanan kesehatan dijalankan secara serius dan menyeluruh. (Ado)