Warga Pekanbaru Borong Alat Pemurni Udara

Warga Pekanbaru Borong Alat Pemurni Udara
Petugas medis mengobati warga (ist)

BRITO.ID, BERITA PEKANBARU - Warga Kota Pekanbaru selama dua pekan terakhir memburu alat pemurni udara (air purifier) mengingat bencana asap masih berlangsung di Ibu Kota Provinsi Riau ini.

"Saya sudah mendatangi lima toko elektronik tapi stok alat pemurni udara sudah habis semua," kata Wati, warga Kecamatan Limapuluh, Kota Pekanbaru, Minggu (22/9).

Dia mengatakan, kalaupun alat itu ada, harganya sudah melambung hingga dua kali lipat dan harus pesan dulu.

Beberapa toko eletronik meminta konsumen meninggalkan nomor telepon agar bisa dihubungi ketika alat penjernih udara itu tiba.

"Saya sudah meninggalkan nomor telepon kemarin tapi hingga saat ini belum dihubungi," katanya.

Ivan, salah satu petugas toko elektronik di Jalan Tuanku Tambusai mengaku barang tersebut sudah laris diburu warga mengingat kualitas udara masih tidak sehat.

"Biasanya memang jarang yang beli alat ini. Mungkin ini ada bencana saja sehingga laris," katanya.

Kokoh salah satu pemilik toko elektronik di Jalan Harapan Raya mengaku biasanya hanya menyediakan maksimal dua alat di tokonya karena barang tersebut jarang yang beli saat kondisi normal.

"Sebenarnya ini barang tidak laku. Kami stok dua barang dalam setahun, itu pun susah lakunya. Cuma saat ini ada bencana asap saja sehingga banyak dicari orang," katanya.

Dia menuturkan alat pemurni udara ukuran kecil untuk ruangan 21 meter persegi dalam kondisi normal harganya sekitar Rp1,5 juta per unit.

Saat ini harganya melambung berkisar Rp2,7 juta hingga Rp3,5 juta untuk ukuran yang sama dengan beragam merek.

Mengingat banyaknya permintaan, Kokoh mengaku harus pesan ke Jakarta dan harus diantar menggunakan pesawat terbang agar lebih cepat sampai ke Pekanbaru. "Itu yang membuat harganya jauh lebih mahal," ujarnya.

Dia juga mengatakan pesanan ke Jakarta tidak bisa banyak karena banyak toko di Pekanbaru yang memesan alat serupa sehingga setiap toko biasanya hanya dikirimi dua unit saja.

Menurutnya, bencana asap tidak hanya terjadi di Kota Pekanbaru melainkan juga terjadi di Jambi, Sumatera Selatan dan Kalimantan sehingga permintaan alat pemurni udara kian banyak.

Saat ini kualitas udara di Kota Pekanbaru tergolong sangat tidak sehat sesuai informasi Indeks Standar Pencemar Udara pada PM10 hampir menyentuh angka 300.

Akibat asap yang ditimbulkan kebakaran hutan dan lahan, sekolah diliburkan selama dua minggu, PNS perempuan yang hamil dipekerjakan di rumah, banyak orang mengungsi serta ribuan orang terganggu kesehatannya. (RED)