PPSU Ditabrak Hingga Meninggal, Anies Tumpahkan Kegeraman Lewat Puisi: Hai Kau Pengecut...!!
Ratusan anggota Pekerja Penanganan Sarana dan Prasarana Umum ( PPSU) memberi penghormatan terakhir dan ikut mengawal jenazah Taka (43) dari Rumah Sakit Islam, Cempaka Putih, Jakarta Pusat ke rumah duka di Kelapa Gading Barat.

BRITO.ID, BERITA JAKARTA - Ratusan anggota Pekerja Penanganan Sarana dan Prasarana Umum ( PPSU) memberi penghormatan terakhir dan ikut mengawal jenazah Taka (43) dari Rumah Sakit Islam, Cempaka Putih, Jakarta Pusat ke rumah duka di Kelapa Gading Barat.
Taka sendiri merupakan anggota PPSU Kelapa Gading Barat yang meninggal dunia karena ditabrak lari saat bertugas, Kamis (23/7/2020) pagi.
Para PPSU yang masih mengenakan seragam mengawal keberangkatan jenazah dari rumah sakit ke rumah korban yang berada di Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara.
Setelah itu, jenazah dishalatkan di Masjid Jami Al-Ihsan, Kelapa Gading Barat pukul 12.10 WIB seperti dikutip dari Kompas.com
Beberapa perwakilan bahkan terlihat masuk dan ikut menyolatkan Taka.
Bahkan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, penyidik senior KPK Novel Baswedan beserta warga setempat turut datang dan menyalati jenazah Taka.
Sementara istri korban, Wulastri dan kedua anaknya, tampak menunggu di samping masjid dengan ditemani para kerabat serta keluarga.
Namun Kamis malam sekitar pukul 19.30 WIB, Anies dalam laman resminya di Facebook mengungkapkan sesuatu kepada penabrak lari melalui puisi. Kegeraman Anies kepada penabrak ini ditumpahkan kedalam puisi.
Begini puisi Anies
Hai kau Pengecut...!!
Dari persembunyianmu, kau buka berita-berita online. Carilah berita soal petugas PPSU Jakarta.
Lalu...
Lihatlah wajah Cantika, bayi 3 bulan, ia kini yatim...
Lihatlah wajah anak Melati, ia kini yatim
Lihatlah wajah istrinya, ia kini janda
Mereka adalah istri dan anak dari petugas kebersihan yang kau hajar dengan motormu tadi pagi. Dia terkapar, tak lagi bernyawa. Dan kau ngacir... lari!!
Bukan cuma lepas tanggung jawab, kau menghina diri sendiri. Menghinakan Ibumu, orang tuamu. Seakan ibumu, ayahmu tidak pernah mendidikmu soal tanggung jawab.
Kau pergi tanpa jejak. Jangankan mengurus ke rumah sakit, ikut berhentipun tidak. Kau tinggalkan ia terkapar di jalanan, kau pikir yang kau tabrak itu gelondongan kayu!??
Ketahuilah, dia manusia, namanya Taka. Umurnya 43 tahun. Dia adalah ayah, dia suami. Dia pekerja keras. Dia berjuang untuk keluarganya. Tiap pagi, jam 3 dini hari dia berangkat dari rumah. Dia membersihkan jalanan disaat mayoritas masih terlelap.
Sejak pagi air mata istri dan anaknya mengalir tanpa batas. Bayi umur 3 bulan ini digendong dan ditatap sendu oleh ibunya. Bayi itu terus menerus senyum, tidak ada suara tangis darinya; seakan menghibur ibunya yang sedang runtuh perasaannya, menghibur kakaknya yang sedang duka tak terbatas. Bayi itu dinamai ayahnya: Cahaya Cantika. Bayi itu kelak hanya bisa lihat foto ayahnya.
Keluarga amat sederhana itu siang tadi pulang ke Indramayu, membawa pulang jenazah suami dan ayahnya. Ratusan petugas PPSU ikut melepas. Bayi Cantika digendong ibunya, duduk di kursi depan. Saat sirene berbunyi, kendaraan bergerak, dan suasana haru memuncak. Taka diantar pulang ke kampung halaman untuk selamanya...
Hai Kau penabrak lari... Datangi kami, laporkan diri. Ambil tanggung-jawab. Mintalah maaf dari keluarganya dan ampun dariNya. Lalu, hadapi hukum dan pengadilan di tanah ini. Semoga itu bisa meringankan bebanmu.
Tapi kalau Kau terus sembunyi. Ingat, Kau mungkin bisa melarikan diri dari tanggung-jawab di dunia, tapi ingat kau tidak akan bisa lepas dari tanggung-jawab dihadapan Allah Sang Maha Menghakim, Al Hakam. Jangan harap kau bisa ngacir dari pengadilanNya.
Buat kita semua, doakan Taka. Doakan keluarganya. Allahyarham Taka ditinggikan derajatnya di sisi Allah, dimuliakan tempatnya, dan dilipatgandakan hitungan pahala atas setiap amalnya.
#ABW. (red)