AS Ogah Akui Pemerintahan Taliban Afghanistan, Taliban: Bisa Berubah menjadi Masalah bagi Dunia
Taliban menyerukan agar Amerika Serikat dan negara-negara lainnya mengakui pemerintahan baru Afghanistan. Tidak diakuinya pemerintahan dan pembekuan dana pemerintah di luar negeri disebut akan menyebabkan masalah, bukan hanya di dalam negeri, namun juga bagi dunia.
BRITO.ID, BERITA JAKARTA - Taliban menyerukan agar Amerika Serikat dan negara-negara lainnya mengakui pemerintahan baru Afghanistan. Tidak diakuinya pemerintahan dan pembekuan dana pemerintah di luar negeri disebut akan menyebabkan masalah, bukan hanya di dalam negeri, namun juga bagi dunia.
Seperti dilansir Reuters, Minggu (31/10/2021) diketahui tidak ada negara yang secara resmi mengakui pemerintah Taliban sejak para gerilyawan mengambil alih negara itu pada Agustus lalu. Saat ini miliaran dolar aset dan dana Afghanistan di luar negeri juga telah dibekukan, bahkan saat ini Afghanistan mulai menghadapi krisis ekonomi dan kemanusiaan yang parah.
"Pesan kami kepada Amerika adalah, jika tidak diakui terus, masalah Afghanistan berlanjut, itu adalah masalah kawasan dan bisa berubah menjadi masalah bagi dunia," kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid kepada wartawan pada konferensi pers pada hari Sabtu (30/10) lalu.
Mujahid mengatakan alasan di balik perang antara Taliban dan Amerika Serikat juga karena keduanya tidak memiliki hubungan diplomatik formal.
Setelah serangan 11 September 2001, Amerika Serikat menginvasi Afghanistan, ketika Taliban menolak untuk menyerahkan pemimpin Al Qaeda Osama bin Laden.
"Isu-isu yang menyebabkan perang itu, bisa diselesaikan melalui negosiasi, bisa juga diselesaikan melalui kompromi politik," kata Mujahid.
Dia menambahkan bahwa pengakuan ini adalah hak rakyat Afghanistan.
Meski hingga saat ini tidak ada negara yang mengakui pemerintahan Taliban, para pejabat senior dari sejumlah negara telah melakukan pertemuan dengan pemimpin Taliban, di Kabul maupun di luar negeri.
"Kunjungan terakhir dilakukan oleh Menteri Luar Negeri Turkmenistan Rasit Meredow, yang berada di Kabul pada hari Sabtu. Kedua belah pihak membahas implementasi pipa gas Turkmenistan-Afghanistan-Pakistan-India (TAPI)," kata Mujahid sebelumnya di Twitter.
Awal pekan ini, Menteri luar negeri China, Wang Yi, bertemu dengan pejabat Taliban di Qatar. Mujahid mengatakan China telah berjanji untuk membiayai infrastruktur transportasi, dan memberikan akses ekspor Kabul ke pasar China melalui negara tetangga Pakistan.
Sumber: detikcom
Editor: Ari