Heboh Remaja Mabuk Rebusan Pembalut, KPAI Singgung Kesehatan Mental Anak
BRITO.ID, BERITA JAKARTA - Komisi Perlindung Anak Indonesia (KPAI) telah mendengar mengenai kasus remaja di Jawa Tengah yang mabuk dengan air rebusan pembalut dan popok. Menurut keterangan dari Sitti Hikmawaty, SST, MPd, Komisioner bidang kesehatan dan Napza KPAI, ini bukanlah kasus pertama yang terjadi.
Dalam perbincangan, Sitti menyebutkan bahwa KPAI turut aktif melakukan penelusuran motif dari anak-anak yang menenggak obat-obatan terlarang. Ternyata, kesehatan mental jadi sorotannya.
"Memang dari kasus kesehatan mental meningkat tajam dari yang kita amati," kata Sitti.
"Rata-rata dari keluarga broken home, orangtuanya berpisah, ini juga mereka yang melakukan selain anak jalanan yang juga tidak mendapatkan perhatian," tambahnya.
Data dari WHO menyebutkan saat ini masalah kejiwaan sudah dimulai sejak umur 14 tahun. Sementara itu, penelitian oleh dr Nova Riyanti Yusuf, SpKJ pada kurang lebih 941 siswa sekolah di daerah Jakarta menunjukkan lebih dari 30 persen mengalami depresi dan 18,6 persen di antaranya memiliki keinginan untuk bunuh diri.
Oleh karena itu, orangtua harus lebih sensitif terhadap perubahan perilaku yang terjadi pada anak. Misalnya, anak yang pendiam tiba-tiba menjadi lebih agresif atau pemberani tanpa sebab yang jelas. "Jadi ada tiga psikotropika, ada yang membuat kita tenang, lebih gembira, ada yang lebih aktif.
Nanti mereka akan memilih sesuai dengan penyebab permasalah mereka itu sendiri," ujarnya. "Kalau misalnya anaknya pendiam jadi sangat aktif, kalau tidak ada alasan yang jelas, itu kita perlu curiga. 'Ini anak kan seinget saya pendiam kenapa jadi sangat aktif', 'Anak ini pemalu kok jadi sangat agresif atau pemberani, apa yang membuat dia berubah?'. Nah ini juga salah satu deteksi dini sebelum melakukan deteksi yang lebih jauh misalnya urine," tandas Sitti. (RED)
Sumber:detikhealth