Kongres PAN Diibaratkan Kongres Para Teroris, Amien Rais: Seolah-olah Satu Orang Diawasi oleh Dua Polisi

BRITO.ID, BERITA JAKARTA - Pendiri Partai Amanat Nasional (PAN), Amien Rais akhirnya buka suara soal kerusuhan saat kongres partainya di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Selasa (11/2/2020) lalu. Mantan ketum parpol berlogo matahari putih itu menyebut ada banyak kejanggalan dalam penyelenggaraan kongres tersebut.
Pernyataan tersebut disampaikan Amien video berdurasi 7 menit 40 detik, yang diunggahnya di akun Instagram pribadinya. Di awal video, ia menyampaikan permintaan maaf kepada pendukung PAN terkait Kongres V yang ricuh.
“Bahwa PAN telah menyuguhkan sebuah perhelatan nasional, namanya Kongres V itu yang penuh dengan keonaran,” ujar Amien dalam video, Rabu (26/2/2020).
Amien juga mengatalan kongres PAN di Kendari menyuguhkan demokrasi jadi-jadian. Bahkan yang terburuk dalam sejarah dirinya berpolitik. “Saya mohon maaf, mohon maaf, mohon maaf kepada masyarakat politik di negeri kita ini,” ucap Amien.
Selanjutnya ia menyampaikan, PAN di bawah kepemimpinan Zulhas melakukan hal-hal yang tidak pantas. Sebab, banyak AD/ART yang dilanggar olehnya. Lalu, Steering Comittee Kongres V PAN yang dipimpin oleh Eddy Soeparno dinilainya tidak adil. Pasalnya, hampir seluruh jajarannya merupakan orang yang diketahui mendukung Zulhas.
“Jadi ini dimulai dengan sebuah kerusakan gitu,” ujar Amien.
Forum terbesar PAN itu juga dinilai sebagai kongresnya teroris. Karena acara acara partai saja, harus diamankan oleh 1.300 personel polisi. Sedangkan, pemilik suara dalam kongres hanya berjumlah 590 orang. Hal itu dinilainya berlebihan.
“Seolah-olah satu orang diawasi oleh dua polisi,” ujar Amien.
Bahkan Amien mengatakan, di hajatan tersebut ada puluhan penyusup badannya besar dan bertato. Sehingga ia mengeluhkan kenapa bisa sampai ada orang-orang yang tidak diundang tersebut.
“Penyusup badannya besar dan ada tato, tanpa pakaian yang rapi tapi semua dikalungi dengan peserta peninjau, ketika disuruh keluar tidak mau. Nah ini, kongres nasional tidak lazim sama sekali,” tegasnya.
Amien juga mengeluhkan soal 30 kader yang mengalami luka ringan dan enam luka berat akibat kerusuhan di hajatan partai bernuansa biru ini. Bahkan ia mengaku sampai menitikan air mata melihat adanya kerusuhan tersebut.
“Saya sampai tidak tahan menitikkan air mata ketika kepala mereka mengalir darah, kemudian jahitan sampe 10 jahitan, ada yang lehernya pokoknya saya tidak kuasa menceritakan ini. Semuanya itu 30 dari peserta yang mendukung Mulfachri-Hanafi. Ini harus ada pertanggungjawabannya,” ungkapnya.
Oleh sebab itu Amien meminta pemerintah untuk tidak mengesahkan kongres tersebut, hal itu karena hajatan itu telah membuat malu. Karena jauh dari nilai-nilai demokrasi.
“Ini memalukan. Membuat aib demokrasi,” imbuhnya.
Oleh sebab itu dia berpesan kepada Zulkifli Hasan untuk tidak melakukan cara-cara kotor tersebut seperti mengundang preman atau kongres yang dengan penuh kekerasan.
”Kalau Anda melanjutkan, itu dalam bahasa asingnya membuat recipe of destruction, recipe for disaster. Resep kehancuran PAN itu akan ada di tangan Anda,” katanya.
Sumber indopolitika.com
Editor: Ari