Ngeri! Getaran Gempa Banten Terdeteksi sampai Gedung Lantai 12 di Jakarta, Begini Analisa BMKG

Medio, 14 Januari 2022 lalu, gempa bumi bermagnitudo 6,6 mengguncang laut Banten tepat pukul 16.05 WIB. Gempa Banten ini terasa kuat hingga Jakarta. Bahkan getaran gempa ini terdeteksi hingga gedung lantai 12. Lalu, berdasarkan hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), episenter gempa Banten ini terletak pada koordinat 7,21 derajat LS ; 105,05 derajat BT.

Ngeri! Getaran Gempa Banten Terdeteksi sampai Gedung Lantai 12 di Jakarta, Begini Analisa BMKG
Gempa Banten (ist)

BRITO.ID, BERITA JAKARTA - Medio, 14 Januari 2022 lalu, gempa bumi bermagnitudo 6,6 mengguncang laut Banten tepat pukul 16.05 WIB. Gempa Banten ini terasa kuat hingga Jakarta. Bahkan getaran gempa ini terdeteksi hingga gedung lantai 12.

Lalu, berdasarkan hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), episenter gempa Banten ini terletak pada koordinat 7,21 derajat LS ; 105,05 derajat BT.

Pusatnya tepat berlokasi di laut pada jarak 132 km arah barat daya Kota Pandeglang, Kabupaten Pandeglang, Banten, pada kedalaman 40 km.

Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Rahmat Triyono ST Dipl Seis, M.Sc mengatakan, banyak hal yang dipelajari setelah BMKG berhasil menganalisis kejadian gempa Banten yang terasa hingga Jakarta dan sekitarnya dua minggu lalu.

Berikut beberapa hasil analisis gempa Banten.

1. Tipe dan dampak gempa Banten
Analisis BMKG menginformasikan bahwa tipe gempa ini digolongkan sebagai bagian tipe gempa tektonik intraslab.

Gempa tektonik intraslab ini adalah kondisi di mana sumber gempa berada di bawah bagian slab di bawah kedalaman bagian bidang kontak pertemuan (overriding) gesekan pertemuan dua slab besar yang dikenal  disebut sebagai bidang kontak megathrust.

Berdasarkan Peta Tingkat Guncangan (Shakemap) BMKG, guncangan gempa bumi ini dirasakan cukup luas sehingga mencerminkan spektrum gelombang getaran gempa yang dihasilkan cukup besar.

"Salah satu wilayah yang terdampak (gempa Banten) dan menjadi perhatian adalah salah satunya wilayah ibu kota Jakarta," ujarnya, menjelaskan analisis getaran gempa Banten hingga gedung lantai 12 di Jakarta.

2. Getaran gempa bisa berdampak sampai lantai 12
Rahmat menjelaskan, laporan gempa dirasakan di Jakarta bukan baru kali ini saja. Pada tanggal 23 Januari 2018 dan 7 Agustus 2019, gempa Banten terasa hingga Jakarta.

BMKG dalam beberapa kejadian ini menginformasikan tingkat guncangan yang merupakan representasi nilai percepatan getaran tanah yang didapatkan dari peralatan yang disebut akselerometer.

Peralatan akselerometer tersebut mempunyai satuan nilai informasi dalam satuan unit g (gravitasi), m/s2, dan cm/s2 yang biasa disebut juga dalam satuan unit gal.

BMKG menunjukkan salah satu titik sensor di Balai Kota jakarta menunjukkan nilai getaran sebesar 2,5 gals.

Di wilayah yang lebih ke utara di lokasi Kemayoran salah satu bangunan gedung yang terpasang akselerometer di ground dan lantai 12 menunjukkan nilai 6.1gals di ground dan 22.6 gals di gedung lantai 12.

Dari sampel salah satu monitoring respon getaran gempa Banten terhadap gedung menunjukkan di wilayah Kemayoran, Jakarta, menghasilkan amplifikasi 3.6x dari lantai ground terhadap lantai 12 untuk tipe guncangan vertikalnya

Informasi lain menginfokan bahwa semakin ke utara nilai PGA di ground semakin besar.

Untuk diketahui, PGA (Peak Ground Acceleration) atau nilai percepatan tanah maksimum merupakan salah satu faktor lokal yang dapat berupa keadaan geologi atau karakteristik suatu wilayah.

"Fakta ini menunjukkan korelasi yang bersesuaian dengan kondisi tanah sedimen di wilayah Jakarta," kata Rahmat.

"Jika ditinjau dari kondisi local site effect daerah Jakarta, dimana semakin ke utara semakin dalam estimasi kedalaman enginering bedrock di wilayah Jakarta," imbuhnya.

3. Perbandingan dengan Desain Seismik Jakarta

Dari sampel rekaman sensor akselerometer di Jakarta menunjukkan perbandingan PGA ground dan Spektral Akselerasi di Jakarta masih jauh nilainya terhadap nilai ancaman yang dihitung dalam desain peta gempa wilayah Jakarta.

Data menunjukkan perbedaan nilai getaran tanah observasi dengan desain masih sekitar 145xnya.

Sedangkan, untuk spektrak akselerasi dari tiap periode getar yang berhubungan dengan tingkat lantai menunjukkan perbedaan nilai spektral akselerasi yang cukup jauh dan bervariasi dari desain gaya gempa untuk wilayah Jakarta ketika dibandingkan pada beberpa periode spekrtra tersebut yang berkorelasi dengan jumlah lantai terhadap estimasi respon getaran yang diterimanya.

4. Skenario terburuk gempa Banten pada Jakarta

Rahmat menuturkan, dari hasil analisis BMKG, gempa yang dirasakan di Jakarta 14 Januari 2022 kembali mengingatkan kepada publik khususnya wilayah Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan banyaknya gedung tinggi, di mana pada saat gempa 14 Januari 2022 merasakan cukup kuat.

Gempa bumi sudah beberapa kali dirasakan kuat di Jakarta.

Jika dilihat perbandingan rekaman yang tercatat oleh alat akselerometer terhadap desain level ancaman dalam Peta Bahaya Gempabumi Indonesia SNI 2019 di Jakarta, hasilnya menunjukkan masih jauh dari perhitungan skenario desain tingkat ancaman getaran yang diperhitungkan skenario terburuk untuk wilayah Jakarta.

Dalam perhitungan skenario terburuk getaran akibat guncangan gempa Banten, ternyata nilai tertarget yaitu sebesar 375 gals dari hasil plot aplikasi Peta Gempa untuk wilayah Balai Kota Jakarta Pusat.

"Nilai ancaman tersebut berkorelasi dengan latar belakang kondisi geologi Jakarta yang semakin ke utara semakin tebal bentuk endapannya (sedimen), yang merupakan hasil pembentukan dari endapan pantai, rawa dan sungai," jelasnya.

Ia menegaskan, dari fakta kejadian gempa Banten pada 14 Januari 2022 di selatan Banten, maka peninjauan kembali akan perlunya update kondisi informasi ketahanan gedung yang ada wilayah DKI dengan melakukan assessment menjadi hal yang harus dilakukan.

"Pemerintah daerah dengan pergub yang sudah dimiliki dapat diimplementasikan melalui BPBD dan Dinas Cipta Karya untuk melakukan mulai dari cara dan pedoman evakuasi sampai pengukuran kondisi gedung eksisting," ujarnya.

5. Rekomendasi BMKG antisipasi kejadian gempa serupa

Melihat beberapa fakta hasil analisis yang ada, BMKG merekomendasikan bahwa berbagai pihak terkait perlu untuk menyiapkan rumusan penyediaan implementasi perda terhadap pelaksanaan perencanaan pembangunan untuk dapat diberikan SLF (Sertifikat Laik Fungsi) bagi bangunan gedung yang telah dilakukan asesmen.

Serta, perlu juga kebijakan perhatian untuk gedung-gedung di bawah 8 lantai yang pembangunannya tidak melalui Tim Ahli Bangunan dan Gedung (TABG) dalam proses penerbitan IMB.

Sumber; Kompas.com
Editor: Ari