Ribuan Sopir Batu Bara Kepung Kantor Gubernur Jambi, Ini yang Dituntut

Ratusan sopir yang tergabung dalam Aliansi Sopir Angkutan Batubara mengelar aksi unjuk rasa di depan kantor Gubernur Jambi, menuntut beberapa hal terkait peraturan saat ini.

Ribuan Sopir Batu Bara Kepung Kantor Gubernur Jambi, Ini yang Dituntut
Ribuan Sopir Batu Bara yang Melakukan Aksi Demonstrasi di Kantor Gubernur (ist)

BRITO. ID, BERITA JAMBI - Ratusan sopir yang tergabung dalam Aliansi Sopir Angkutan Batubara mengelar aksi unjuk rasa di depan kantor Gubernur Jambi, menuntut beberapa hal terkait peraturan saat ini. 

Setidaknya ada beberapa tuntutan yang mereka ajukan ke Gubernur Jambi di antaranya Revisi tonase angkutan batubara dari 8 ton menjadi 12 ton. Selanjutnya, lakukan sinkronisasi antara timbangan pelabuhan Dishub, timbangan perusahaan tambang, dan timbangan pelabuhan. Mereka juga meminta permudah dan perbanyak lokasi pelaksanaan Kir Kendaraan, permudah mutasi kendaraan plat luar, dan hapuskan pungli.

Yang kelima, mereka meminta penutupan atau moratorium izin penambahan jumlah angkutan mobil batubara, evaluasi pemberlakuan jam operasional kendaraan angkutan batubara dan terakhir meminta tambahan lahan kantor parkir untuk mengurai kemacetan.

Deki Anggara, koordinator sopir angkutan batubara mengatakan, dirinya dan para sopir lainnya menginginkan peraturan kembali seperti sebelumnya.

"Jadi pengen kayak dulu lagilah. Kalau tonase 8 ton kami dapat apa. Cuma bergaji 58 ribu. Jadi minta tolong kepada bapak Gubernur Jambi," katanya, Senin (13/12/2021).

Ia juga menyampaikan, saat ini sudah ada perwakilan sopir angkutan batubara yang telah menemui Gubernur Jambi dan masih menunggu keputusan rapat.

"Saat ini ada perwakilan sekitar 15 orang menemui Gubernur. Kami masih menunggu hasilnya," ujarnya.

Deki menyampaikan, jika hasilnya tidak memuaskan, para sopir tetap akan bertahan di lokasi sampai hari berganti.

"Kami akan tetap di sini, kami tidur di sini sampai besok pagi," jelasnya.

Setali tiga uang, Edo Saputra sopir angkutan batubara lainnya turut menimpali. Dia juga menginginkan jam operasional batubara dapat kembali seperti semula.

"Balik ke yang dulu aja, dak ada macet, kalau kayak ini dari jam 6 sore ke jam 6 pagi, kami waktunya keluar masyarakat keluar, kesenggol ngamuk, kena debu ngamuk dan razia terus," paparnya.

Saat ini, para sopir angkutan batubara masih menunggu keputusan Gubernur Jambi terkait peraturan mengenai angkutan batubara.

Penulis: Raden Romi
Editor: Rhizki Okfiandi