Rupiah Anjlok, Sandiaga: Pesan Prabowo Turunkan Tensi, Jangan Salahkan Pemerintah

BRITO.ID, BERITA JAMBI - Pagi tadi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS Rp14.925 hanya menguat tipis dari kemarin sore, yakni Rp14.935. Hal ini dikhawatirkan oleh bakal Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno.
Meski mengkhawatirkan, Sandi menyebut pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar ini tidak bisa dijadikan alasan untuk saling serang. Kata dia bukan menjadi masalah untuk menyalahkan antara pihak oposisi dengan koalisi pemerintah.
Secara pribadi Sandi mendapat pesan dari Prabowo Subianto agar tidak menyalahkan pihak manapun terkait keterpurukan rupiah ini. Prabowo secara langsung meminta dia juga tidak mengeluarkan komentar negatif yang menyerang pemerintah, khususnya kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani.
"Tadi itu kita dikatakan jangan serang Bu Sri Mul, jangan serang Pemerintah, tapi kita ingatkan waspadai ini semua agar lapangan kerja, harga-harga tidak terdampak secara signifikan, karena permasalahan gejolak ekonomi ini," kata Sandiaga di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, dikutip dari CNNIndonesia, Rabu (5/9).
Menurut Sandi situasi saat ini memang tak tepat jika digunakan untuk saling berdebat. Sebab yang paling penting saat ini adalah seluruh masyarakat Indonesia bersama-sama menghadapi dan menanggulangi gejolak ekonomi yang tengah terjadi.
"Kita tidak mau berdebat. Tapi kita mau urun rembug untuk memberikan masukan kepada semua pihak. Bukan hanya pemerintah karena millenials ada tugasnya, emak-emak ada tugasnya juga, terus pengusaha juga ada tugasnya juga, supaya semua berbagi tugas, jangan overlapping dan jangan saling (serang)," kata mantan Wakil Gubernur DKI ini.
Sandi juga berharap elite politik dari pihak koalisi maupun oposisi untuk bisa menahan diri berkometar negatif. Sebab saat mengeluarkan statmen negatif hanya akan membuat kondisi ekonomi menjadi kian buruk.
"Kami minta politisi shut up dulu for the next two weeks. Jangan dulu mengeluarkan komentar negatif, termasuk dari pihak kita. Saya bilang tunggu. Kita turunkan tensi dulu. Kita lihat ini jangan sampai kita kaya Argentina sama Turki yang sudah. Waduh sedih kalo di sana sih," katanya. (*)