Viral di Media Sosial Direktur BTN Terpapar Radikalisme, Begini Kata Kementerian BUMN
BRITO.ID, BERITA JAKARTA - Kementerian BUMN kembali menjadi sorotan. Kali ini nama direktur PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau BTN, Hirwandi Gafar viral di sejumlah media sosial karena disebut-sebut terpapar radikalisme.
Di media sosial Twitter, misalnya, tersebar potongan gambar dari laman Facebook Hirwandi Gafar pada 23 Mei 2017. Dalam statusnya saat itu disebutkan: "Gerakan 7 juta status. Kami percaya Ulama dan mendukung perjuangannya. Jangan dishare tapi di copy, agar tembus 7 jt. VIRALKAN !!! #Gerakan7jutastatus"
Tak hanya itu, di samping potongan gambar itu, terdapat foto Habib Rizieq dengan tulisan, "Kami Percaya Ulama, Habib Rizieq dan Mendukung Perjuangannya."
Potongan gambar status Facebook yang diduga milik Hirwandi Gafar itu disandingkan dengan curriculum vitae-nya sebagai Direktur Consumer and Commercial Lending BTN. CV Hirwandi dengan logo BTN di sebelah kanan atas itu di antaranya berisi informasi tempat dan tanggal lahir, pendidikan, dan pengalaman kerjanya.
Postingan di Twitter itu kemudian merebak viral sejak Jumat kemarin hingga kini. Salah satu netizen yang melalui akun @Kars104 mempertanyakan hal ini ke Menteri BUMN Erick Thohir.
"Kami dukung pak @erickthohir membersihkan BUMN dari radikalisme. Sudahkah pak Erick tahu, ada seorang direktur BTN bernama Hirwandi Gafar yg sdh terpapar radikalisme?" seperti dikutip dari akun Twitter @Kars104, Jumat, 29 November 2019.
Ada juga Noona Mey Manado yang menduga Kementerian BUMN kecolongan dalam memilih direktur bank pelat merah tersebut. "Ini bener ga account milik Hirwandi Gafar Pimpinan Di BTN ???klo bener berarti kecolongan donk ???" seperti dikutip dari akun Twitter-nya @Mey_MeynieJT, Jumat 29 November 2019.
Ketika dikonfirmasi, staf khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga memastikan pihaknya tidak kecolongan dalam menetapkan pimpinan-pimpinan di perusahaan pelat merah. "Kerja kita pasti profesional. Jadi yang kita nilai adalah kemampuan profesionalnya," ucapnya pada Tempo, Sabtu, 30 November 2019.
Ia juga menegaskan bahwa Kementerian BUMN selalu mengedepankan ideologi Pancasila sebagai salah satu kriteria seleksi direksi perseroan. "Ideologi pasti ideologi Pancasila," katanya.
Ihwal informasi Hirwandi Gafar mendukung ideologi khilafah, Arya membantahnya. "Sampai hari ini kami menyatakan tidak benar. Sampai nanti kalau memang Hirwandi ternyata memiliki ideologi lain selain Pancasila, kami pasti menindaklanjutinya," tutur Arya.
Nama Hirwandi Gafar masuk dalam susunan direksi BTN yang diumumkan usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada Rabu lalu, 27 November 2019. RUPSLB juga melakukan perubahan nomenklatur pimpinan direksi di tubuh BTN.
Dengan adanya perubahan itu, saat ini susunan direksi yang semula 9 direktur menjadi hanya 8 direktur. Sedangkan posisi komisaris juga dipangkas menjadi 6 dari semula 8 orang.
Susunan baru itu juga menyebutkan ada dua orang baru yang masuk menjadi direktur BTN. Kedua orang tersebut adalah Setyo Wibowo sebagai Direktur Enterprise Risk Management, Big Data & Analytics dan Jasmin sebagai Direktur Distribution & Ritel Funding.
Sementara itu, Corporate Secretary BTNAchmad Chaerul hanya menjawab pendek ketika dikonfirmasi terkait viralnya kabar soal Hirwandi Gafar tersebut. "Saya cek dulu ya," ucapnya ketika dihubungi.
Sumber: Tempo.co
Editor: Ari