6 Bulan Terakhir, Petugas Berjibaku Padamkan Api di Belasan Titik Karhutla Muarojambi
Sepanjang 6 bulan terakhir atau terhitung sejak bulan Maret hingga Agustus 2020, telah terjadi belasan kali kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Muarojambi
BRITO.ID, BERITA MUAROJAMBI - Sepanjang 6 bulan terakhir atau terhitung sejak bulan Maret hingga Agustus 2020, telah terjadi belasan kali kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Muarojambi. Dari belasan kali kasus Karhutla tersebut terjadi di lahan masyarakat dan lahan milik perusahaan.
"Total sejak Maret hingga Agustus ini sudah 15 kali terjadi Karhutla. 14 di lahan masyarakat dan 1 di lahan milik perusahaan," kata Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Muarojambi, Alias Kamis (27/8/20).
Kata dia, dari belasan kasus kebakaran yang terjadi tersebut, semua berhasil dipadamkan. Pemadaman dilakukan oleh tim BPBD, TNI, Polri, Manggala Agni, masyarakat peduli api (MPA) dan masyarakat sekitar.
"Alhamdulillah berhasil dipadamkan semua oleh tim kabupaten dibantu water bombing dari BPBD Provinsi Jambi," jelasnya.
Kata dia, dari jumlah kejadian Karhutla tersebut, rerata terjadi di bulan Juli dan Agustus di saat puncak musim panas atau kemarau. Hanya satu kebakaran yang terjadi di bulan Maret.
"Kebakaran terjadi di beberapa kecamatan yakni Sekernan, Kumpeh Ulu, Kumpeh, Tamanrajo, Marosebo, Mestong dan Kecamatan Sungaigelam," jelasnya.
Kebakaran yang terjadi terbanyak di lahan perusahan. Kurang lebih 10 hektar lahan HGU milik PT Kharisma yang berada di desa Kemingking Dalam Kecamatan Tamanrajo terbakar.
"Di daerah lainnya yakni di lahan masyarakat yang paling banyak terbakar itu di Desa Bukitbaling Sekernan. Di sana sekitar 8 hektar lahan yang terbakar. Di Kecamatan Kumpeh itu ada 4 hektar, 1 hektar di desa Betung dan 3 hektar di desa Ramin. Sisanya dalam lahan masyarakat, dari 2 tumbuk sampai setengah hektar," papar dia.
Alias berharap, ke depan Karhutla tak lagi terjadi. Edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat terus dilakukan oleh tim.
"Kita terus mengedukasi dan bersosialisasi kepada masyarakat agar tidak membuka lahan dengan cara dibakar," tutupnya.
Penulis: Raden Romi
Editor: Rhizki Okfiandi