Apa Sebenarnya Polemik Unaja dan Mahasiswa? Ini Curhatan Presma Unaja
BRITO.ID, BERITA JAMBI - Hery Ramadhani Presiden Mahasiswa Unaja Jambi menanggapi masuknya salah satu namanya dalam 7 orang mahasiswa yang diduga memprovokasi kegiatan aksi unjuk rasa di Unaja ini.
"Menurut saya anggapan pihak kampus terhadap saya yang memprovokatori unjuk rasa kemarin itu, salah. Saya ini menjadi Presma Unaja karena ditunjuk oleh pihak Kampus dan yang kami tuntut adalah hak kami Mahasiswa," ungkapnya.
"Selain itu, alasan pihak Kampus menduga saya sebagai salah satu provokasi karena saya ikut kegiatan unjuk rasa di kantor KPU seperti stetmen BPH (Badan Pelaksana Harian) itu tidaklah benar," jelasnya.
"Memang benar, Mahasiswa Unaja dilarang ikut aksi unjuk rasa pada tanggal 22 Mei 2019, bukan tanggal 21 Mei dan itupun saya ikut aksi damai bersama kampus lainnya ke Ke DPRD Provinsi terkait gugurnya anggota KPPS saat Pemilu. Dan tidak ada teguran tertulis dari pihak Kampus kepada saya pribadi, yang ada hanya larangan itupun melalui watshap," curhat Hery.
Hery menjelaskan duduk perkara kenapa bisa menanyakan penggunaan dana kemahasiswaan tersebut.
Berawal dari bulan 10 tahun lalu, kala itu berencana ingin melaksanakan event di Kampus. Untuk mengetahui cukup atau tidaknya dana maka mahasiswa meminta laporan dana kemahasiswaan.
"Nah, sabtu lalu sebelum terjadinya unjuk rasa saya waktu itu kekampus untuk melihat kegiatan UKM kampus yaitu bulu tangkis. Kebetulan bolanya habis jadi saya beli pakai uang pribadi dan saya klaim ke Kampus, namun bagian mahasiswa menjawab dana ini minus. Karena adanya jawaban tersebut saya akhirnya meminta laporan keuangan kembali ditahun ini," keluhnya.
Namun sayangnya setelah di cek, itu sama persis dengan laporan yang diterima dibulan 10 tahun lalu dan ada catatan pengeluaran yang rasanya bukan untuk kebutuhan kemahasiswaan seperti pembelian printer yang bukan digunakan untuk mahasiswa.
"Maka dari itu kami menuntut transparasi laporan keuangan kesiswaan, namun pihak kampus merasa tuntutan kami tidak ada dasar," tukasnya.
"Kami hanya ingin dapatkan pembenaran bukan ingin anarkis atau membuat onar. Kami sekarang juga merasa terancam," jelas Hery.
"Siang tadi saya dan teman saya dibuntuti dengan orang yang tidak dikenal, dan memanggil kami namun kami langsung menghindar," pungkasnya. (RED)
Reporter : Dewi Anita