Di Hari Kemerdekaan ke-80, Andriansyah: Pendidikan Adalah Nafas Kemajuan Bangsa

BRITO.ID, BERITA BUNGO – Langit Muara Bungo pada Sabtu pagi, 17 Agustus 2025, terlihat cerah. Ribuan warga berbondong-bondong menuju lapangan upacara, di mana bendera merah putih berkibar megah diiringi lagu kebangsaan yang dilantunkan penuh khidmat. Dentuman drum marching band, sorak anak-anak sekolah, hingga wajah-wajah penuh semangat veteran pejuang, semuanya berpadu dalam suasana sakral peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-80.
H Andriansyah SE, M.Si, Ketua Yayasan Pendidikan Mandiri Muara Bungo—yang menaungi Universitas Muara Bungo (UMB)—menyampaikan apresiasi dan harapan. Baginya, perayaan kemerdekaan ini bukan sekadar ritual tahunan, melainkan momentum refleksi dan pijakan untuk menatap masa depan bangsa.
"Kemerdekaan yang kita nikmati hari ini adalah hasil pengorbanan luar biasa para pejuang. Tugas kita sekarang adalah mengisinya dengan hal-hal bermanfaat. Pendidikan harus menjadi prioritas utama, karena dari pendidikan lahir generasi yang siap membangun negeri," ujar Andriansyah dengan penuh semangat.
Sebagai sosok yang juga pernah menjabat Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bungo, Andriansyah memahami betul bagaimana pembangunan suatu daerah tidak bisa dilepaskan dari kualitas sumber daya manusia. Di bawah kepemimpinannya, Universitas Muara Bungo terus berkembang menjadi pusat pendidikan tinggi yang melahirkan ribuan alumni. Namun, ia sadar perjuangan itu masih panjang.
"Kami ingin menjadikan UMB lebih dari sekadar kampus. Ia harus menjadi kawah candradimuka yang mencetak lulusan mandiri, kreatif, dan mampu bersaing, baik di tingkat lokal maupun nasional," tambahnya.
Andriansyah menegaskan pentingnya kepedulian para pemimpin, baik di tingkat nasional, provinsi, maupun daerah, dalam mendukung dunia pendidikan.
"Saya berharap pemerintah benar-benar menaruh perhatian lebih pada pendidikan. Mulai dari beasiswa, fasilitas, hingga dukungan bagi perguruan tinggi lokal. Jangan biarkan anak-anak kita kehilangan kesempatan untuk berkembang," ungkapnya.
Tak hanya itu, ia juga menyoroti tantangan besar lain: lapangan kerja bagi lulusan perguruan tinggi. Andriansyah menilai bahwa pendidikan tidak boleh berhenti pada teori, melainkan harus menyiapkan mahasiswa untuk menghadapi dunia nyata.
"Kita tidak boleh hanya mendorong mahasiswa mencari pekerjaan, tapi juga membekali mereka dengan kemampuan menciptakan pekerjaan. Dunia usaha dan pemerintah harus bersinergi untuk membuka peluang," jelasnya.
Andriansyah menutup pesannya dengan penuh haru. "Di usia ke-80 tahun Republik Indonesia ini, mari kita jadikan pendidikan sebagai arus utama pembangunan. Hanya dengan generasi yang cerdas dan berkarakter, cita-cita kemerdekaan akan benar-benar tercapai."
Ketika matahari mulai meninggi, sorak gembira masyarakat terdengar saat berbagai perlombaan rakyat dimulai: panjat pinang, tarik tambang, hingga balap karung. Gelak tawa anak-anak berpadu dengan semangat orang tua yang larut dalam kebahagiaan sederhana. Di situlah makna kemerdekaan terasa nyata: kebersamaan, persatuan, dan harapan.
Penulis : Ari Widodo
Editor: Ari