Jumlah Kasus Turun, Benarkah China Mulai Perbaikan Pandemi COVID-19?

Perlahan tapi pasti, Tiongkok mulai menata kembali kehidupan mereka meski wabah corona ada. Setidaknya, Tiongkok sejauh ini menuju masa pemulihan. Sementara negara lain di dunia, termasuk Indonesia masih terus berjuang melawan virus mematikan yang belum ditemukan vaksinnya tersebut.

Jumlah Kasus Turun, Benarkah China Mulai Perbaikan Pandemi COVID-19?
Istimewa

BRITO.ID, BERITA INTERNASIONAL - Perlahan tapi pasti, Tiongkok mulai menata kembali kehidupan mereka meski wabah corona ada. Setidaknya, Tiongkok sejauh ini menuju masa pemulihan. Sementara negara lain di dunia, termasuk Indonesia masih terus berjuang melawan virus mematikan yang belum ditemukan vaksinnya tersebut.

Mengutip ATP dan Reuters, Tiongkok menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Jumlah kasus baru berkurang dan pihak berwenang Hubei mengumumkan pada hari Rabu bahwa perusahaan tertentu dapat melanjutkan kegiatan mereka di Wuhan, kota sumber awal munculnya virus corona. Perusahaan-perusahaan di Wuhan juga diizinkan untuk melanjutkan operasiolanya, pada Rabu, (11/3/20200.

Pihak berwenang mulai memberi wewenang kepada penduduk provinsi untuk melakukan perjalanan dalam kondisi tertentu. “Kode warna – hijau, merah, oranye telah diberikan kepada penduduk sesuai dengan tingkat kesehatan mereka, dan ini menentukan hak-hak mereka yang berbeda, seperti bergerak atau bepergian, tetapi selalu di dalam provinsi,” mengutip laporan Charles Pellegrin, koresponden Prancis 24 di Cina.

Hubei juga telah dibagi menjadi empat zona: Wuhan, yang memiliki status khusus sebagai tempat lahir epidemi, yang kemudian memenuhi syarat sebagai daerah berisiko tinggi, sedang atau rendah. Di Wuhan, hanya perusahaan yang memproduksi barang dan bahan pokok untuk memenuhi kebutuhan warga dan rumah sakit yang dapat memulai kembali tanpa penundaan.

Kategori ini mencakup perusahaan di sektor medis (peralatan, obat-obatan, persediaan pelindung) dan layanan publik (gas, air, listrik, pemanas, pengolahan limbah). Termasuk juga perusahaan-perusahaan di sektor makanan (supermarket, produksi sereal, daging, buah-buahan dan sayuran) atau yang produksi pertanian (biji, pupuk, pestisida, pakan ternak). Perusahaan lain harus menunggu setidaknya hingga 21 Maret.

Saat kunjungan Presiden Tiongkok Xi Jinping ke Wuhan, ia mengabarkan berita baik kepada warganya. Bahwa epidemi itu mulai berkurang kasusnya.

Menurut data Kementerian Kesehatan Tiongkok, jumlah kontaminasi virus corona harian baru di negara itu turun menjadi 15 kasus per hari, terendah sejak statistik dirilis pada pertengahan Januari. Selain itu, 11 orang tewas dalam 24 jam terakhir. Itu juga level terendah sejak 24 Januari.

Namun, Tiongkok menghadapi tantangan baru yakni mencegah masuknya epidemi itu dari negara-negara lain yang terkena dampak. Di antara kasus baru pasien, enam tiba dari luar negeri. Dalam upaya untuk mengatasinya, Beijing mengumumkan pada hari Rabu bahwa siapa pun yang tiba dari negara lain, siapa pun dia, sekarang wajib ditempatkan di karantina selama 14 hari.

Krisis coronavirus sekarang dianggap sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). “Ada juga risiko melihat kasus tanpa gejala mengangkut virus di dalam negeri,” kata Charles Pellegrin

Sumber: Reuters
Editor: Ari