Kasus Penembakan di Tol Jakarta-Cikampek, KAHMI: Dukung Komnas HAM & Perlu Penyelidikan Mendalam

Majelis Nasional Korps Alumni HMI (KAHMI) mengeluarkan pernyataan sikap atas insiden penembakan di Tol Jakarta-Cikampek pada 7 Desember 2020. Dalam pernyataan yang ditandatangani Sigit Pamungkas (Koordinator KAHMI) dan Manimbang Kahariady (Sekjen) pada 8 Desember 2020, menyebutkan beberapa bulan ini terjadi beberapa kekerasan yang terjadi secara beruntun, meskipun satu dengan yang lain tidak terkait.

Kasus Penembakan di Tol Jakarta-Cikampek, KAHMI: Dukung Komnas HAM & Perlu Penyelidikan Mendalam
Sigit Pamungkas Koordinator KAHMI. (Istimewa)

BRITO.ID, BERITA JAMBI - Majelis Nasional Korps Alumni HMI (KAHMI) mengeluarkan pernyataan sikap atas insiden penembakan di Tol Jakarta-Cikampek pada 7 Desember 2020. Dalam pernyataan yang ditandatangani Sigit Pamungkas (Koordinator KAHMI) dan Manimbang Kahariady (Sekjen) pada 8 Desember 2020, menyebutkan beberapa bulan ini terjadi beberapa kekerasan yang terjadi secara beruntun, meskipun satu dengan yang lain tidak terkait.

Terjadi penembakan di Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua yang menimbulkan korban Jiwa (September 2020), aksi terorisme di Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah (November 2020), dan terakhir terbunuhnya 6 orang di Tol Jakarta-Cikampek (7 Desember 2020).

Dua kekerasan yang terjadi (Intan Jaya dan Sigi) Pemerintah bersikap tegas. Pada kekerasan di Intan Jaya, Pemerintah membentuk dan menerjunkan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF). Pada kekerasan di Sigi, Presiden Joko Widodo mengecam tindakan tersebut dan menggencarkan kembali operasi Tinombala. Tindakan pemerintah tersebut
sudah tepat dan patut di apresiasi. Negara hadir untuk memberi perlindungan dan menjamin keselamatan rakyat.

"Pada peristiwa terbunuhnya 6 orang di Tol Jakarta-Cikampek, terdapat dua versi
penjelasan kasus antara yang dijelaskan oleh pihak Polda Metro Jaya dan Front Pembela Islam (FPI) sehingga menimbulkan kontroversi di dalam masyarakat," tulis KAHMI seperti rilis diterima brito.id, Selasa (8/12).

Beberapa catatan dari peristiwa itu maka Majelis Nasional KAHMI menyatakan sikap bahwa pertama prihatin dan menyesalkan berbagai peristiwa kekerasan yang berakibat pada terganggunya perasaan aman di dalam masyarakat dan mendukung segenap upaya pemerintah untuk menyelesaikan berbagai tindak kekerasan secara transparan dan bertanggungjawab.

Kedua kata KAHMI, keprihatinan yang mendalam atas tragedi kemanusiaan yang menelan korban jiwa atas peristiwa di Tol Jakarta–Cikampek. Hukum harus ditegakkan dengan adil dan tidak
dengan kekerasan serta penggunaan senjata untuk penegakkan hukum harus proporsional.

"Oleh karenanya perlu penyelidikan mendalam atas peristiwa tersebut, dan mendukung Komnas HAM membentuk tim pencari fakta untuk mengungkap peristiwa yang sesungguhnya terjadi yang berakibat pada timbulnya korban jiwa pada peristiwa di Tol Jakarta–Cikampek tersebut," tegasnya dalam pernyataan sikap bernomor 358/B/MNK/KAHMI/XII/2020.

KAHMI juga meminta Kepala Kepolisian Indonesia (Kapolri) untuk proaktif dan terbuka mengusut tuntas peristiwa penembakan di Tol Jakarta–Cikampek. Serta meminta aparat penegak hukum untuk bekerja profesional, responsif dan transparan agar masyarakat mendapat perlindungan, pulih rasa aman, terpenuhinya keadilan dan dapat beraktivitas secara berkesinambungan.

KAHMI meminta negara untuk senantiasa hadir memberi rasa aman, perlindungan dan keadilan bagi masyarakat sehingga dapat memperkuat sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Menghimbau kepada masyarakat untuk menahan diri dan tidak mengambil langkah atau melakukan kegiatan yang berpotensi menimbulkan hal-hal yang dapat memperkeruh suasana. Segenap pimpinan KAHMI di semua tingkatan untuk menjaga persatuan, meningkatkan kewaspadaan serta melakukan koordinasi secara cepat dengan struktur KAHMI dan aparat penegak hukum jika ditemukan kejadian atau aksi yang mengarah pada gangguan harmoni masyarakat. (red)