Ketua MD KAHMI Tebo Desak UIN Ambil Tanggung Jawab atas Kekerasan Dialami Kader HMI UIN STS Jambi

Ketua MD KAHMI Tebo Desak UIN Ambil Tanggung Jawab atas Kekerasan Dialami Kader HMI UIN STS Jambi
Bendera HMI.

BRITO.ID, BERITA JAMBI – Kasus kekerasan di lingkungan Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Thaha Saifuddin Jambi kembali mendapat sorotan serius. Ketua Majelis Daerah Korps Alumni HMI (MD KAHMI) Kabupaten Tebo, Syarfandi Arifarjasa, S.Ag., M.Pd.I., menilai pihak kampus telah gagal menanamkan nilai-nilai dasar pendidikan tinggi yang menjunjung intelektualitas, akhlakul karimah, dan persaudaraan antarorganisasi mahasiswa.

Menurut Syarfandi, UIN sebagai lembaga pendidikan seharusnya mampu menciptakan iklim akademik yang sejuk, adil, serta memberi ruang yang sama bagi seluruh organisasi ekstra kampus. Ia menilai tindakan kekerasan yang dilakukan oknum mahasiswa, apalagi antarorganisasi Islam, mencerminkan kegagalan institusi dalam memelihara nilai-nilai toleransi dan kemajemukan yang seharusnya dijunjung tinggi.

“UIN harus menjadi tempat melahirkan insan intelektual berkarakter, bukan membiarkan brutalisme dan premanisme yang tidak beradab. Sesama organisasi muslim ibarat satu tubuh, harus bersaudara, bukan saling melukai,” tegasnya, Kamis (28/8/2025).

Syarfandi menambahkan, peristiwa berulang berupa tindak kekerasan oleh oknum organisasi kemahasiswaan terhadap HMI menunjukkan lemahnya pengawasan dan kebijakan kampus. Ia mendesak agar rektorat segera bertanggung jawab dan mengambil langkah tegas demi mencegah insiden serupa terulang.

“Karena kita hidup di negara hukum, setiap pelanggaran—apalagi tindak pidana—harus diberikan sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ini penting sebagai efek jera dan bukti tegaknya hukum di Republik Indonesia,” ujarnya.

Ia berharap kejadian ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi seluruh pihak, baik organisasi mahasiswa maupun pihak kampus, agar menegakkan nilai persatuan sesuai dengan sila ketiga Pancasila, Persatuan Indonesia, dengan tetap menjunjung tinggi prinsip Bhinneka Tunggal Ika.

(Red)