MIRIS!! Tak Ada Pasar Beduk Pemkab, Warga Jualan di Atas Trotoar
BRITO.ID, BERITA MUAROJAMBI - Di Kabupaten Muarojambi saat ini tak memiliki pasar beduk yang dikelola oleh Pemkab setiap datangnya bulan suci ramadan. Akibatnya, selama tiga tahun ini masyarakat Muarojambi khususnya di daerah ibukota kabupaten, warga kelurahan Sengeti berjualan di atas trotoar.
Trotoar di jalur dua tepatnya di depan bangunan SMPN 6 digunakan masyarakat setempat menjadi pasar beduk yang menjual takjil dan menu berbuka lainnya. Pantauan BRITo.id di lapangan, Senin (6/5/2019), sekitar pukul 17.00 WIB, puluhan pedagang berjualan di atas trotoar.
Mirisnya lagi, para pedagang kecil pun harus menyewa tenda selama Bulan Suci Ramadhan ini karena tak punya tenda sendiri. "Saya disini sudah 3 tahun jualan diatas trotoar dan menyewa tenda selama 1 bulan ini sebesar Rp 500 ribu rupiah. Seharusnya pemerintah sediakan tempat dan tenda-tenda gratis, saya aja jualan pempek ini berapa nianlah dapat untungnya," keluh Lativah salah seorang pedagang dadakan di lokasi tersebut.
Selain itu, Candra, pedagang Es Buah juga menyampaikan bahwa, dampak dari bejualan di atas trotoar ini bisa menyebabkan kemacetan dan tidak tertib seperti para pedagang banyak yang pisah-pisah.
"Coba pemerintah siapkan tempat untuk pasar beduk, masyarakat yang ingin membeli bukoan itu hanya di satu tempat. Dan juga bisa terlihat tertib dan tidak menggangu lalu lintas," ucapnya.
"Mau dak mau lah kami jualan disini, karena jualan ini juga untuk kebutuhan hidup kami," sambungnya.
Terpisah, Wakil Ketua DPRD Muarojambi Edison sangat menyayangkan hal ini. Dia bilang seharusnya Pemerintah Kabupaten Muarojambi harus memberi suatu dorongan kepada masyarakat. Setidaknya memberi lokasi khusus pasar beduk dan memberi sumbangan tenda gratis.
"Jangan seperi ini, masyarakat berjualan di sepanjang bahu jalan. Kalau memang dibuat lokasi, para pembeli hanya datang di suatu tempat dan semua apa yang dicari ada semua," tegas Edison melalui sambungan telepon.
Ditegaskannya, kebanyakan pedagang di sana adalah pedagang musiman. Daei sekian banya pedagang paling separuhnya yang memang bermata pencarian sebagai pedagang.
"Paling hanya beberapa masyarakatlah yang memang kesehariannya pedagang. Selebihnya paling cuma untuk bulan Ramadan ini saja. Jadi kalau mereka harus menyewa tenda untuk jualan, dimana lagi mereka mendapatkan keuntungan," pungkas Edison.(red)
Kontributor : Romi R