Pengamat Unja: Ini Penyebab Caleg Incumbent Bertumbangan di Pemilu 2019

Pengamat Unja: Ini Penyebab Caleg Incumbent Bertumbangan di Pemilu 2019

BRITO.ID, BERITA JAMBI - Banyak faktor menyebabkan para caleg incumbent bertumbangan pada Pileg 2019. Selain persaiangan semakin ketat, karena jumlah caleg yang bertarung bertambah banyak. Kemudian faktor ketidak mampuan caleg petahanan menjaga basis massa juga membuat mereka tak dapat kursi.

 

Faktor lainnya adalah kinerja selama lima tahun duduk di DPRD tidak berbuat untuk masyarakat. Hal itu dijelaskan Pengamat Politik dari Fisipol Unja M Farisi. Dia menjelaskan gagalnya para caleg petahana mendapat kursi masing-masing daerah disebabkan ketidak mampuan mereka menjaga basis di setiap wilayah.

 

"Kinerja selama lima tahun di DPRD mungkin tidak dapat dirasakan konstituennya. Makanya mereka tidak dipercaya lagi oleh masa pendukungnya. Inilah menjadi salah satu pemicu kalahnya petahanan,” katanya saat dikonfrimasi melalui telepon selulernya, Senin (29/4).

 

Ada juga faktor lain menurut Farisi sangat berpengaruh, besarnya keinginan masyarakat untuk mencoba yang baru. Ini merupakan akumulasi kekecewaan masyarakat terhadap anggota legislatif.

 

"Itulah resiko bagi incumbent. Mereka bisa dinilai dari kinerjanya lima tahun kebelakang. Kalau masyarakat sudah kecewa, jangan harap dipilih,” tegasnya.

 

Kemudian ketidak mampuan para kandidat petahanan dalam menawarkan konsep kepada msyarakat era digital juga bisa jadi pemicu. Apalagi diera digital ini masyarakat mudah mendapatkan informasi atas kinerja dewan.

 

“Salah satu  pemicunya itu (informasi) yang mudah di akses. Jadi masyarakat bisa menilai dan melihat mana yang kerja dan mana yang hanya duduk duduk saja,” ungkapnya.

 

Farisi juga tidak menampik, faktor finansial juga bisa jadi penyebab caleg incumbent kalah dari pendatang baru. Menurut dia, persoalan dana ada kemungkinan besar menjadi pengaruh. “Itu bisa jadi, sebab dana juga berpengaruh di tengah demokrasi kita. Soalnya masyarakat kita yang masih menerima uang dalam demokrasi  menjadi faktor,” ujarnya. (red)

 

Reporter : Dewi Anita