Peran Seorang Polisi bagi Masyarakat dan Keluarga: Power Is For Service

Peran Seorang Polisi bagi Masyarakat dan Keluarga: Power Is For Service
Kegiatan yang dilakukan AIPDa Ikrom dengan petani buah semangka. (Dokpri/Ikrom)

BRITO.ID, BERITA ARTIKEL - Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, keberadaan seorang polisi sering kali diibaratkan sebagai tiang penyangga tenda besar bernama “keamanan”. Tanpa mereka, tenda itu akan roboh, dan kehidupan masyarakat menjadi rentan terhadap kekacauan. Namun di balik seragam coklat yang tegas dan kewenangan yang besar, ada tanggung jawab yang lebih mulia: melayani. Prinsip "Power Is For Service" bukan hanya semboyan kosong, tetapi napas yang menghidupkan seluruh semangat pengabdian polisi Indonesia.

Mari kita menyelami lebih dalam: bagaimana sebenarnya peran polisi dalam kehidupan masyarakat dan keluarga? Bagaimana mereka menggunakan kekuasaan yang dimiliki untuk melayani, bukan untuk ditakuti?

-----------

Menjaga Keamanan: Fondasi Kehidupan Sosial

Seorang polisi tidak hanya bertugas menindak kejahatan, tetapi juga menjaga rasa aman. Rasa aman adalah kebutuhan dasar, setara dengan sandang dan pangan. Di sebuah daerah di Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi, seorang bhabinkamtibmas bernama AIPDA Ikrom setiap pagi berkeliling kampung bukan untuk mencari pelanggaran, tapi untuk menyapa warga, mendengarkan keluhan, dan memastikan anak-anak berangkat sekolah dengan selamat. Bahkan setiap harinya AIPDA Ikrom memantau masyarakat yang mau panen semangka. 

Kisah AIPDA Ikrom adalah satu dari ribuan contoh bagaimana seorang polisi menjadi bagian dari denyut nadi kehidupan masyarakat. Mereka hadir saat masyarakat tidur, berjaga ketika ancaman datang, dan siap turun tangan meskipun belum ada laporan resmi.

--------

Pelindung Keluarga di Balik Layar Masyarakat

Tidak semua peran polisi tampak jelas di permukaan. Beberapa di antaranya bekerja dalam senyap, namun berdampak luas. Misalnya, peran Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) yang menangani kasus kekerasan dalam rumah tangga dan eksploitasi anak. Di sinilah terlihat bahwa seorang polisi bukan sekadar pelindung dari kriminal jalanan, tapi juga pelindung moral dan masa depan generasi bangsa.

Sumber Foto: Gatra / Fransiskus 

Di Kota Jambi, seorang polisi wanita bernama IPTU Yurike Ade Purwanti SIK MH merupakan Kanit PPA di Polresta Jambi pada 2017. Saat menjabat dirinya menangani berbagai macam korban kekerasan seksual. Bukan hanya proses hukum yang dia kawal, tetapi juga pemulihan psikologis korban. Ia menemani korban ke psikolog, menyemangatinya. Di titik ini, kita melihat betapa besar makna kata “melindungi” dari seorang polisi.

----------

Kekuasaan sebagai Wadah Pengabdian

Seringkali, masyarakat memiliki kesan bahwa kekuasaan identik dengan kekerasan. Namun prinsip “Power Is For Service” mengubah paradigma tersebut. Polisi memiliki kekuasaan hukum, tetapi mereka dilatih untuk menggunakan kekuasaan itu demi kepentingan rakyat, bukan sebaliknya.

Contoh paling sederhana bisa kita lihat saat pengamanan unjuk rasa. Di tengah ribuan massa yang berteriak dan kadang memprovokasi, polisi tetap berdiri tegar, tidak membalas, tapi mengamankan. Mereka tidak sedang menunjukkan superioritas, melainkan mengendalikan kekuasaan agar tidak menjadi ancaman, melainkan pelindung.

------------

Polisi dan Keluarga: Dua Dunia yang Harus Seimbang

Di balik tugas berat dan seragam yang gagah, polisi juga manusia biasa yang memiliki keluarga. Tantangan utama adalah bagaimana mereka bisa menjadi pelindung masyarakat sekaligus teladan dalam keluarga. Tidak sedikit polisi yang harus merayakan hari ulang tahun anaknya lewat video call karena sedang tugas luar kota, atau bahkan bertugas di daerah rawan konflik.

Namun justru dari pengorbanan inilah anak-anak polisi belajar arti tanggung jawab, dedikasi, dan pengabdian. Seorang anak dari perwira polisi di Kabupaten Bungo pernah berkata, “Ayahku jarang di rumah, tapi aku bangga karena ia melindungi ribuan keluarga meski harus jauh dari kami.”

Hubungan antara tugas dan keluarga seringkali menjadi ujian. Namun para polisi yang berdedikasi memahami bahwa rumah adalah tempat mereka mengisi ulang semangat melayani. Dukungan istri atau suami, anak-anak yang memahami profesi orang tua, menjadi pondasi moral yang membuat seorang polisi tetap tegak berdiri saat menghadapi risiko tugas.

---

Transformasi Menuju Polisi Modern

Polri saat ini tidak hanya dituntut profesional dalam penegakan hukum, tapi juga humanis, digital, dan transparan. Program Polisi Presisi (Prediktif, Responsibilitas, Transparansi Berkeadilan) menjadi salah satu tonggak penting transformasi ini.

Kini masyarakat bisa melapor lewat aplikasi, melacak perkembangan kasus secara daring, bahkan berinteraksi langsung dengan Kapolri lewat media sosial. Di sini, polisi bukan lagi sosok menakutkan, melainkan mitra strategis dalam menyelesaikan persoalan hidup sehari-hari.

Salah satu contoh sukses adalah layanan SKCK Online dan SIM Online yang mempermudah warga tanpa harus antre berjam-jam. Inilah bentuk nyata kekuasaan yang dirancang untuk melayani, bukan mempersulit.

------------

Kisah Inspiratif: Polisi yang Mengubah Hidup Orang Lain

Tak lengkap membicarakan peran polisi tanpa menyinggung kisah-kisah inspiratif mereka. Kisah Bripka Abdullah, Polisi di Jambi Inspirasi Anak-anak Jatuh Cinta Pada Al-Quran. 

Sumber Foto: ampar.id

Merasa terpanggil membentuk karakter generasi muda untuk mendalami ilmu agama, seorang Polisi berpangkat Bripka di Kota Jambi, Provinsi Jambi, mendirikan rumah Qur’an bagi anak-anak secara sukarela.

Rumah Qura’n yang didirikannya itu bernama Al Barokah yang terletak di Jalan Sersan Anwar Bay, No 27, RT 023, Kelurahan Simpang Rimbo, Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi dan didirikan sejak tahun 2020.

Sejak berdiri tahun 2020 silam saat Covid-19 melanda, jumlah santri yang datang ke rumah Qura’n Al Barokah itu selalu bertambah. Bahkan tak sering pula, Bripka Abdullah ikut mengajari anak-anak tersebut.

Ia percaya, menjaga keamanan bukan hanya soal patroli malam, tetapi juga tentang memberikan harapan masa depan yang lebih baik.

Bagi mereka, polisi bukan lagi sosok yang harus ditakuti, tetapi panutan yang layak diteladani.

-----------

Membangun Kepercayaan Lewat Keteladanan

Kepercayaan publik adalah modal sosial terbesar bagi institusi Polri. Namun kepercayaan tidak bisa dibangun lewat pidato, melainkan melalui tindakan nyata sehari-hari. Polisi yang jujur, tidak pungli, ramah kepada warga, cepat merespons laporan, dan hadir saat dibutuhkan, adalah wajah ideal seorang aparat pelindung masyarakat.

Di tengah derasnya arus informasi digital dan berita negatif yang bisa dengan cepat menyebar, satu tindakan kecil dari seorang polisi bisa menjadi viral—entah karena kebaikannya atau kesalahannya. Oleh sebab itu, keteladanan menjadi kata kunci dalam menjaga marwah institusi.

--------------

Tantangan Masa Kini: Kejahatan Siber dan Disinformasi

Polisi masa kini juga dihadapkan pada tantangan baru: kejahatan siber, penipuan online, hoaks, hingga ujaran kebencian. Dunia maya menjadi medan baru yang tak kalah berbahaya dari kejahatan konvensional.

Polri melalui unit Cyber Crime terus mengembangkan kemampuan digitalnya agar dapat melindungi masyarakat dari ancaman di balik layar. Di sini, peran polisi sebagai "penjaga kebenaran informasi" menjadi sangat penting untuk menjaga keutuhan bangsa.

-----------

Kesimpulan: Polisi adalah Bagian dari Kita

Pada akhirnya, polisi bukan entitas yang berdiri di luar masyarakat, tapi bagian dari masyarakat itu sendiri. Mereka adalah anak bangsa, putra daerah, kepala keluarga, sahabat warga, dan pengayom komunitas. Mereka punya kekuasaan, tetapi tidak hidup dari kekuasaan. Mereka memiliki senjata, tapi lebih sering menggunakan hati.

Sumber Foto: G-News

Prinsip "Power Is For Service" adalah pengingat abadi bahwa kekuatan terbesar bukanlah ketika seseorang bisa memaksa, melainkan saat ia mampu melindungi dan melayani dengan tulus. Dalam semangat Hari Bhayangkara ke-79, mari kita perkuat sinergi masyarakat dan kepolisian. Karena keamanan bukan hanya tugas polisi, tapi tanggung jawab bersama. Sesuai apa yang dicanangkan 6 Commander Wish Kapolda Jambi Irjen Krisno H Siregar diantaranya adalah, Power is Service yang artinya Otoritas (Pangkat, jabatan, dan wewenang sepenuhnya digunakan dengan sebaik-baiknya sebagai sarana pelayanan kepada masyarakat kepada rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi Negara.

#bhayangkarake79

#powerisfoservice

#polriuntukmasyarakat

#KapoldaJambi

#irjenpolkrisnosiregar

@polda_jambi

Penulis: Ari Widodo 

Editor: Ari Widodo