Putri Soeharto Minta Masyarakat Tak Terpecah Karena Pemilu

Putri Soeharto Minta Masyarakat Tak Terpecah Karena Pemilu

BRITO.ID, BERITA JAKARTA- Putri sulung Presiden Soeharto, Siti Hardijanti Rukmana atau Mbak Tutut meminta masyarakat untuk tidak terpecah karena perbedaan pilihan politik saat pemilihan umum .

"Pilihan politik berbeda jangan jadi penyebab perpecahan dan permusuhan," ujar Tutut dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu (23/12).

Mbak Tutut menghadiri Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Darusaalam, Fatmawati, Jakarta Selatan. Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW diharapkan menjadi momentum untuk menyebar kedamaian dan nilai-nilai kebaikan di tengah tahun politik yang memanas.

Maulid Nabi harus jadi bahan refleksi diri untuk kembali menghadirkan keteladanan Rasulullah SAW untuk menguatkan dan menyatukan umat.

"Perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan kasih sayang dan persaudaraan juga harus dijaga dan dicontoh," kata Tutut yang juga kader Partai Berkarya itu.

Menurut dia, akhlak Nabi Muhammad SAW harus diteladani, perlu dibumikan dengan menjadi pribadi yang menjauhi sikap permusuhan sesama anak bangsa.

Tak lupa, Tutut juga mengajak jamaah yang hadir senantiasa menanamkan sifat sabar. Sabar, katanya, merupakan salah satu akhlak yang diajarkan Rasulullah kepada ummatnya.

Putri sulung Soeharto ini juga mengingatkan jamaah agar tak sedikitpun menjadi pribadi pendendam. Diceritakan, sewaktu Presiden Soeharto memilih berhenti dari jabatannya, ia dan anak-anak Soeharto lainnya dipanggil menghadap.

Soeharto pun mengutarakan niatannya untuk berhenti menjadi Presiden. Soeharto ingin berhenti karena sebagaian rakyat memintanya mundur.

"Kenapa Bapak berhenti, karena sudah diminta rakyat," ujar Tutut menirukan apa yang disampaikan Soeharto 20 tahun silam.

Pernyataan Soeharto membuat anak-anaknya terkejut, "Kenapa Bapak tidak melalukan sesuatu, karena yang sayang Bapak juga banyak. Jangan kalau diteruskan nanti bisa perang saudara," kenang Tutut.

Soeharto pun lantas mengumumkan pemberhentian dirinya, Soeharto berhenti dengan hati legowo. Soeharto pun sempat berpesan kepada putra-putrinya. Dia ingin anak-anaknya sabar dan tidak dendam atas peristiwa tersebut.

"Sampai saat ini kami terus mengikuti kata Bapak, ingat sabar dan jangan dendam," tutur Tutut.

Tutut merasa bersyukur karena lahir dari seoarang ayah dan ibu yang teguh memegang ajaran Rasulullah. "Bapak mengikuti apa kata rasul yang selalu sabar dan tidak pernah dendam. Alhamdulillah, saya lahir dari orang tua saya yang demikian," tuturnya. (RED)