Soal Tudingan Wasit Juri Seleksi POPDA Tak Netral, Begini Jawaban Ketua IPSI Bungo
Sempat heboh beberapa waktu lalu soal wasit juri dalam ajang seleksi Popda di Kabupaten Bungo dituding tidak profesional dan memihak, akhirnya dijawab oleh Pengurus Kabupaten IPSI Kabupaten Bungo.
BRITO.ID, BERITA BUNGO - Sempat heboh beberapa waktu lalu soal wasit juri dalam ajang seleksi Popda di Kabupaten Bungo dituding tidak profesional dan memihak, akhirnya dijawab oleh Pengurus Kabupaten IPSI Kabupaten Bungo.
"Saya Sugiyono selaku Ketua IPSI Kab Bungo, dalam hal ini saya mau klarifikasi terkait berita maupun pemberitaan di luar, baik di media sosial maupun di media massa online, bahwasanya ada oknum (diluar organisasi IPSI) yang menyampaikan bahwa dalam kegiatan seleksi Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) khusus nya di CABOR Pencak Silat diduga wasit juri nya tidak netral, seakan akan ini sudah di setting dari awal untuk pemenangnya, hal ini tidak benar sama sekali. Wasit juri yang ada di dalam naungan Pengkab IPSI Bungo, semua profesional dan berlisensi nasional dan provinsi," ungkap Sugiyono yang juga Anggota DPRD Kabupaten Bungo ini, Senin (27/5) di Kantor DPRD Kabupaten Bungo.
Dirinya menyayangkan ada spekulasi dugaan wasit tidak netral. Padahal dalam technical meeting (TM) sudah disepakati aturan mainnya.
Ditegaskan lagi oleh Sugi, kenapa bentuk protes Ozano tidak ditanggapi oleh para wasit juri dan Ketua Pertandingan. Katanya, karena Ozano saat itu tidak mempunyai legal standing.
"Dia bukan official, dia sama halnya dengan penonton yang lain.Jika ada tudingan yang mengatakan semua sudah di setting oleh panitia maupun wasit juri, lantas kenapa perlu diadakan kegiatan itu? kenapa tidak langsung kita tunjuk sekehendak kito aja. Perlu kita ketahui bersama, bahwa even IPSI yang dilakukan beberapa waktu itu murni untuk mencari atlit yg akan dikirim ke POPDA Provinsi Jambi yang akan datang," tegasnya.
Dijelaskan Sugi, IPSI tidak memiliki anggaran sama sekali untuk melakukan seleksi para atlit. Sementara bantuan,baik dari KONI maupun dari pihak pemerintah belum ada. Untuk menyeleksi para atlit, maka digelarlah even internal kabupaten.
"Saya berharap khususnya para pendekar, yang belum beruntung. untuk lebih giat lagi dalam mengolah tehnik, jangan mengikuti isu negatif yang tidak bertanggung jawab. Jangan sampai membunuh karakter profesi, kita sama. Karena Silat salah satu budaya warisan leluhur kita yg harus di kembangkan," katanya.
"Jangan karena rasa kecewa kita bisa menimbulkan dampak yg kurang baik," pungkasnya. (*/Redaksi)