Begini Tradisi 10 Suro Warga Dusun Suka Mulya, Gelar Doa Tolak Balak di Jembatan

Begini Tradisi 10 Suro Warga Dusun Suka Mulya, Gelar Doa Tolak Balak di Jembatan
Tradisi 10 Muharram Desa Suka Mulya Tanjabbar. (Heri/brito.id)

BRITO.ID BERITA TUNGKAL - Guna menghargai budaya dan upaya warga melestarikan tradisi leluhur, memperkenalkan pada generasi muda akan penting melestarikan budaya daerah dalam menyambut bulan Muharram, dimana bulan mulia bagi Umat Islam. 

Warga Dusun Suka Mulya, Desa Bram Itam kanan, Kecamatan Bram Itam, Kabupaten Tanjab Barat mengelar syukuran tolak balak 10 Suro atau 10 Muharram di Jembatan Sugeng Desa Suka Mulia, Selasa (10/9).

Bagi sebagian besar Warga Desa Suka Mulya menilai, Bulan Muharram tepatnya tanggal 10 Suro merupakan hari baik untuk mengelar doa bersama meminta keselamatan kepada sang pencipta. 

Kepala Dusun Suka Mulya, Desa Bram Itam Kanan Saprihul Kosim mengatakan, Doa bersama merupakan bentuk keperdulian warga dalam melestarikan budaya leluhur yang dinilai makin pudar. 

"Bersama warga kami sepakat mengelar selamatan dan mengajak segenap warga khususnya para pemuda untuk ikut membangun kembali tradisi yang kian terlupakan," jelasnya. 

Tradis menyiapkan bubur Asyuro atau yang biasa disebut bubur Suro juga sudah digelar di masjid Desa Suka Mulya. 

Dijelaskanya, dalam tradisi masyarakat Jawa menyebutnya dengan bubur Suro, bagi orang Jawa, Muharram bertepatan juga dengan bulan Suro. Keduanya merupakan bulan baru yang sekaligus sarat akan makna.

"Menyediakan bubur Suro melambangkan harapan baru ketika memasuki tahun baru. Namun itu bukan berarti bahwa bubur Suro termasuk sesaji yang berbau mistis," tukasnya. (Red)

Kontributor : Heri Anto