Dua Penelitinya Klaim Temukan Suplemen Lawan Corona, Unair: Klaim Itu Pribadi, Unai Tak Tanggungjawab!

Universitas Airlangga (Unair) tidak bertanggung jawab atas klaim dua penelitinya yang menyebutkan suplemen temuan mereka bisa membantu tubuh melawan virus corona. Seperti yang disampaikan Warek 4 Bidang Bisnis dan Alumni Unair, Prof Junaidi Khotib, S.Si., M.Kes., Ph.D., Apt.

Dua Penelitinya Klaim Temukan Suplemen Lawan Corona, Unair: Klaim Itu Pribadi, Unai Tak Tanggungjawab!
Istimewa

BRITO.ID, BERITA SURABAYA - Universitas Airlangga (Unair) tidak bertanggung jawab atas klaim dua penelitinya yang menyebutkan suplemen temuan mereka bisa membantu tubuh melawan virus corona. Seperti yang disampaikan Warek 4 Bidang Bisnis dan Alumni Unair, Prof Junaidi Khotib, S.Si., M.Kes., Ph.D., Apt.

Menurutnya, penelitian yang dilakukan Tim Abdul Rohim Tualeka merupakan penelitian yang menghasilkan suatu produk makanan. "Suatu produk makanan tidak boleh dilakukan klaim atau mengarahkan indikasi terhadap penanganan suatu penyakit," kata Junaidi, Selasa (31/3/2020).

Junaidi menambahkan, seharusnya produk edar memiliki Sertifikat Produksi Pangan-Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) dan nomor izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Jika terdapat bahan makanan yang mempunyai khasiat tertentu, harus dibuktikan terlebih dahulu melalui berbagai tahapan. Antara lain uji keamanan, uji khasiat, dan uji klinis.

"Ketika suatu produk diarahkan menjadi obat, baru bisa ada klaim atau indikasi penggunaan dari obat tersebut," ujarnya.

Sedangkan proses penelitian yang dilakukan Abdul Rohim, lanjut Junaidi, masih sebatas formula makanan untuk upaya menjaga kesehatan. Produk itu berisi coklat, ekstrak delima, dan serbuk tambahan dalam beberapa jumlah.

"Perihal klaim khasiat yang disampaikan Abdul Rohim di media adalah pernyataan pribadi yang bersangkutan. Tetapi belum ada uji bukti yang dilaporkan ke pihak universitas," jelasnya.

"Produk yang dikerjakan Abdul Rohim tersebut dikerjasamakan dengan pihak lain yang tidak ada hubungan kerja sama dengan Unair. Maka, klaim-klaim itu berada di luar tanggung jawab Unair," tambahnya.

Ia menambahkan, penelitian harus dilakukan berdasarkan kaidah-kaidah saintifik, legalitas dan etika. Ketika tiga hal itu terpenuhi, maka data penelitian bisa digunakan untuk data dukung untuk mendaftarkan produk penelitian supaya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat umum.

"Unair telah ditunjuk Pemerintah RI sebagai salah satu lembaga yang dapat melakukan tes Covid-19. Terkait dengan tugas tersebut, Unair telah membentuk Tim Riset yang diketuai Prof Soetjipto dr., M.S., Ph.D. Untuk layanan pasien terjangkit virus dikomandani Prof Dr. Nasronudin, dr., Sp.PD, K-PTI, FINASIM di Rumah Sakit Unair. Untuk identifikasi virus dikomandani oleh Prof Maria Lucia Inge Lusida, dr., M.Kes., Ph.D di Lembaga Penyakit Tropis (LPT). Dan untuk mengembangkan produk yang bisa memberikan ke manfaat, baik mencegah maupun mengobati Covid-19 dikomandani oleh Prof. Dr. Ni Nyoman Tri Puspaningsih M.Si," paparnya.

"Untuk keakuratan informasi tentang Covid-19 yang dilakukan Unair, dapat menghubungi para pihak yang kami sebutkan di atas," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, Dua peneliti senior dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unair Surabaya, Abdul Rahim Tualeka dan M Mufti Mubarok mengaku telah menemukan suplemen antivirus corona. Suplemen yang diberi nama Nitrico tersebut diyakini mampu meningkatkan kekebalan tubuh sehingga bisa membantu tubuh melawan virus corona.

Sumber: detikcom
Editor: Ari