Dua Tahun Terakhir, Warga Mandiangin Banyak Terserang ISPA

Dua Tahun Terakhir, Warga Mandiangin Banyak Terserang ISPA
Puskesmas Kecamatan Mandiangin Sarolangun (ist)

BRITO.ID, BERITA SAROLANGUN - Selama tahun 2019, Puskesmas Mandiangin mencatat sejumlah penyakit yang paling banyak ditangani.

Dari sekian banyak penyakit yang ditangani, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) sangat mendominasi. Hal itu disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat dalam membiasakan hidup bersih dan sehat.

"Tahun 2019 jenis penyakit yang terbesar di wilayah mandiangin, yang kita tangani itu pertama ISPA" kata Kepala Puskesmas Mandiangin, dr. Yoga (05/01/2020).

"Untuk selanjutnya penyakit Vebris (demam), ketiga Disprsia (magh), keempat rematik, kelima hipertensi, keenam penyakit kulit dan ketujuh kebanyak penyakit ringan lainnya," tambahnya.

Ia juga menjelaskan dibandingkan tahun 2018 yang lalu, penyakit yang paling banyak ditangani oleh pihaknya tetap sama dengan tahun 2019 silam. Hanya saja, jumlah pasien yang ditangani mengalami peningkatan dari tahun 2018 ke tahun 2019.

"Jumlah pasien berobat itu mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2018 lalu, tapi penyakitnya masih sama. Ya, peringkat pertama masih ISPA dan seterusnya," katanya.

Ia meminta masyarakat seharusnya membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat, salah satunya membiasakan diri mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir sebelum makan atau setelah melakukan kegiatan dan berinteraksi diluar.

"ISPA itu erat kaitannya dengan perilaku hidup bersih dan sehat, biasanya menular dari orang ke orang, dan kita tidak membiasakan mencuci tangan pakai sabun. Kemudian musim kemarau kemarin berdampak kabut asap, kami sudah melakukan banyak kegiatan mulai penyuluhan ke desa-desa, pembagian masker dan pengobatan ke desa-desa," katanya.

Ketika ditanya,musim penghujan saat ini, di wilayah puskesmas mandiangin apakah mengalami peningkatan penderita DBD, Ia menjawab bahwa memang saat ini pihaknya menerima pasien penderita demam berdarah, hanya saja hal itu sifatnya masih dugaan sementara.

"Kalau frekuensi DBD sementara itu ada, tapi masih suspek atau curiga tapi belum ada kepastian bahwa ia terkena demam berdarah," katanya.

Penulis: Arfandi S

Editor: Rhizki Okfiandi