Masyarakat Adat Nusantara Ikuti Upacara Api Homa dan Suran Malam Purnama di Candi Borobudur

BRITO.ID, BERITA MAGELANG – Suasana sakral dan penuh khidmat menyelimuti pelataran Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu malam 28 Juni 2025. Ratusan peserta dari berbagai elemen masyarakat adat Nusantara hadir mengikuti rangkaian Upacara Ceremonial Api Homa dan Upacara Adat Suran Malam Purnama yang digelar oleh Yayasan Dharmayatra Nusantara Utama (Dayanusa) bekerja sama dengan DPD Walubi Jawa Tengah, Taman Wisata Borobudur (TWB), dan DPD MATRA Kabupaten Magelang.
Acara yang dimulai sejak pukul 16.00 WIB ini menghadirkan berbagai tokoh adat, rohaniawan Buddha, kepala daerah, serta perwakilan lembaga budaya dan masyarakat adat dari berbagai wilayah.
Dari Praja Mangkualaman Yogyakarta, Sri Paduka KGPAA Mangku Alam II beserta Permaisuri yang sejatinya dijadwalkan hadir, berhalangan karena alasan tertentu. Namun, kehadiran Praja Mangkualaman tetap diwakili oleh Ibu Suri, yakni KGRAA Mangku Alam I Al-Haj bersama Gusti Kanjeng Putri (GKP) Kusumoputri Warsitonagoro. Keduanya memimpin langsung rombongan sentono dan abdi dalem dalam mengikuti seluruh rangkaian acara adat di Borobudur. Juga hadir salah satu selebritis tanah air yakni KMAy. Nyai Roro Fitria.
Sejak sore, para peserta mulai berkumpul di area candi. Acara diawali dengan penyambutan tamu undangan oleh grup karawitan, dilanjutkan dengan pembukaan oleh MC, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan laporan dari ketua panitia.
Beberapa sambutan disampaikan oleh para tokoh majelis Buddha seperti Ketua Umum DPP Majelis Madha Tantri, Ketua Umum DPP Majelis Zhenfo Zong Kasogatan, Ketua Umum DPP Walubi, dan Dirjen Bimas Buddha Kemenag RI.
Prosesi Api Homa yang menjadi inti acara dilakukan sebagai bentuk persembahan suci, memohon keselamatan dan kedamaian untuk seluruh alam semesta. Acara dilanjutkan dengan prosesi Pradaksina, yaitu mengelilingi candi searah jarum jam sambil membawa obor dan lilin panca warna, menciptakan suasana sakral dan syahdu di bawah terang bulan purnama.
Dalam prosesi kirab, rombongan Praja Mangkualaman yang dipimpin KGRAA Mangku Alam I Al-Haj dan GKP Kusumoputri Warsitonagoro berjalan bersama masyarakat adat lainnya dari berbagai daerah di Nusantara. Para perempuan mengenakan kebaya adat Jawa lengkap dengan selendang kuning, sementara kaum laki-laki mengenakan busana tradisional dengan surjan, jarik, dan blangkon.
Satrio Herlambang, Wakil Ketua Harian Yayasan Dayanusa dalam keterangannya mengatakan bahwa acara ini merupakan bentuk kolaborasi lintas agama dan budaya yang bertujuan mempererat hubungan spiritual masyarakat Indonesia.
"Kegiatan ini bukan hanya seremoni ritual, tetapi juga doa bersama untuk keselamatan bangsa, alam, dan umat manusia," ujarnya.
Hingga akhir acara, seluruh rangkaian berjalan lancar dan penuh khidmat. Ditutup dengan makan malam bersama sebagai simbol rasa syukur dan kebersamaan lintas suku dan agama.
(Ari Widodo)