Prosesi Labuhan Hajad Dalem MA II - 1 Suro 1959 Dal Berjalan Khidmat di Pantai Parangkusumo

BRITO.ID, BERITA YOGYAKARTA – Prosesi sakral Labuhan Hajad Dalem MA II dalam rangka memperingati 1 Suro 1959 Dal / 1 Muharram 1447 H berlangsung dengan khidmat dan lancar di Pantai Parangkusumo, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, Jumat (27/6/2025).
Sejak pukul 13.00 WIB, para peserta prosesi mulai berkumpul di kawasan Pantai Parangkusumo. Mereka datang mengenakan busana adat Jawa lengkap, dengan deretan laki-laki berpakaian beskap, jarik, dan blangkon, sementara para perempuan mengenakan kebaya dan selendang kuning khas. Deretan pembawa panji, payung kebesaran, hingga tombak turut mempertegas suasana sakral.
Prosesi diawali dengan penyerahan Lorotan Dalem yang dilakukan pada pukul 10.00 WIB di lingkungan kediaman pribadi Mangkualaman. Lorotan Dalem adalah benda-benda pribadi milik KGPAA Mangku Alam II, seperti pakaian yang pernah dikenakan, baju, celana, dalaman, dan beberapa barang pribadi lainnya. Prosesi penyerahan ini merupakan simbol penghormatan dan pelepasan benda-benda pribadi Kangjeng Gusti sebelum akhirnya dilabuhkan ke laut selatan.
Setelah prosesi penyerahan Lorotan, para rombongan melanjutkan perjalanan menuju Pantai Parangkusumo untuk melaksanakan inti dari Labuhan Hajad Dalem.
Acara Labuhan dimulai dengan kirab dan doa bersama yang dipimpin oleh Gusti Kanjeng Putri (GKP) Kusumoputri Warsitonagoro, mewakili keluarga besar Kraton. Prosesi para sentono dan abdi dalem dikomandoi oleh KPP Atmodjo Purwokosumo, salah satu sentono utama Praja Mangkualaman yang memiliki peran penting dalam pelaksanaan ritual adat ini.
Beragam sesaji berupa hasil bumi, buah-buahan, makanan tradisional, kelapa, serta perlengkapan adat lainnya telah disiapkan dengan penuh ketelitian. Setelah prosesi doa, sesaji tersebut kemudian dilarung ke laut selatan sebagai simbol penghormatan kepada leluhur serta permohonan keselamatan dan keberkahan bagi masyarakat luas.
Masyarakat umum, wisatawan, serta warga sekitar tampak antusias menyaksikan prosesi dari tepi pantai. Mereka mengikuti dengan penuh perhatian setiap rangkaian, mulai dari doa pembuka hingga momen pelarungan sesaji.
Dalam keterangannya, Perwakilan Praja Mangkualaman menyampaikan bahwa Labuhan Hajad Dalem MA II ini merupakan tradisi tahunan yang sarat makna spiritual dan filosofis, serta menjadi simbol rasa syukur dan doa keselamatan bagi rakyat serta wilayah kekuasaan Kraton.
“Alhamdulillah, prosesi Labuhan Hajad Dalem berjalan sukses dan khidmat. Ini adalah bentuk rasa syukur dan penghormatan kami terhadap warisan tradisi dan leluhur,” ujar perwakilan Praja Mangkualaman.
Sementara itu, Pepatih Dalem Praja Mangkualaman, yakni KPH Metarum Hanyakrawati yang biasanya memimpin prosesi, berhalangan hadir kali ini karena alasan kesehatan.
Prosesi kemudian ditutup dengan doa bersama di tepi pantai, memohon keselamatan dan kesejahteraan bagi masyarakat Yogyakarta dan Indonesia, sekaligus menyambut datangnya Tahun Baru Jawa dan Hijriah.
(Redaksi)