4 WNI Ini Disandera Abu Sayyaf 427 Hari, Menlu: Kami Serahkan ke Keluarga

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyerahkan 4 warga negara Indonesia (WNI) yang sempat disandera kelompok Abu Sayyaf ke keluarga. Retno menyampaikan terima kasih pada semua pihak dalam upaya pembebasan sandera ini.

4 WNI Ini Disandera Abu Sayyaf 427 Hari, Menlu: Kami Serahkan ke Keluarga
Menlu RI Retno serahkan empat WNI sandera (ist)

BRITO.ID, BERITA JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyerahkan 4 warga negara Indonesia (WNI) yang sempat disandera kelompok Abu Sayyaf ke keluarga. Retno menyampaikan terima kasih pada semua pihak dalam upaya pembebasan sandera ini.

"Dengan mengucapkan puji syukur, alhamdulillah pada pagi ini saya atas nama Pemerintah Republik Indonesia menyerahterimakan 4 saudara kita yaitu Bapak Arsad, Bapak Arizal, Bapak Andi Riswanto dan Bapak Khairuldin kepada keluarga," kata Retno di Ruang Nusantara, Kementerian Luar Negeri , Jalan Taman Pejambon, Jakarta Pusat, Senin (5/4/2021).

"Keberhasilan memulangkan saudara-saudara kita ini tentunya tidak lepas dari hasil kerja semua pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan yang baik ini, saya ingin menyampaikan apresiasi yang sangat tinggi kepada seluruh pihak yang telah membantu proses pembebasan, khususnya teman-teman dari TNI dan juga dari BIN," imbuhnya.

Menlu Retno mengatakan 4 WNI ini telah menjadi korban penyanderaan kelompok Abu Sayyaf selama 427 hari. Retno mengapresiasi Pemerintah Filipina yang telah turut serta membantu pembebasan ini.

"Saudara-saudra kita ini telah menjadi korban penyanderaan kelompok Abu Sayyaf selama 427 hari atau lebih dari 1 tahun 3 bulan. Apresiasi juga kami sampaikan kepada Pemerintah Filipina yaitu melalui West Mindanao Commando (Wesmincom) yang telah membantu bekerja sama dalam pembebasan sandera ini," ungkapnya.

Retno menyampaikan saat ini tidak ada lagi WNI yang menjadi korban penyanderaan. Menlu Retno mengajak seluruh pihak untuk memperkuat aspek pencegahan dan pengamanan di Perairan Sabah oleh otoritas Malaysia maupun Filipina.

"Dengan pembebasan ini, maka tidak ada WNI yang saat ini menjadi korban penyanderaan. Ke depan kita harus memperkuat aspek pencegahan, meningkatkan pengamanan di Perairan Sabah oleh otoritas Malaysia, dan tentunya kerja sama dari kita dan juga otoritas Filipina," tuturnya.

Pewakilan keluarga, Zulimin Syma mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Indonesia yang telah berupaya membebaskan keluarganya dari penyanderaan ini. Dia bersyukur keluarganya kini telah berada di dekatnya dalam keadaan sehat dan selamat.

"Saya dari pihak yang disandera, jadi saya mewakili salah satu keluarga saya ucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Menteri Luar Negeri beserta jajaran, juga kepada Bapak-bapak TNI yang telah berupaya membantu kepulangan keluarga dan anak kami sekarang kami tidak bisa mengucapkan, dengan aliran air mata hanya itu yang saya ucapkan," ujarnya.

Diketahui, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Manila menerima 4 WNI yang menjadi korban sandera kelompok teroris Abu Sayyaf. Penyelamatan 4 WNI itu dibantu Kepolisian Nasional Filipina (PNP).
Dilansir Antara, penerimaan 4 WNI itu dilakukan di Camp Aquinaldo pada Selasa (23/3) sore. Serah terima 4 WNI itu dihadiri oleh Panglima Angkatan Bersenjata Filipina Letjen Cirilito Sobejana dan Letjen Guillermo Eleazar kepada Kuasa Usaha KBRI Manila, Widya Rahmanto sebagai perwakilan dari Indonesia.

Letjen Sobejana mengatakan penyelamatan 4 WNI itu berkat kerjasama kepolisian setempat. Hal ini sebagai itikad baik kepolisian dan militer setempat dalam menanggulangi tindak terorisme.

Diketahui, keempat WNI itu diselamatkan usai terpencar ketika kapal kelompok Abu Sayyaf tenggelam karena gelombang laut. Kala itu kapal kelompok Abu Sayyaf tengah dikejar oleh aparat setempat.

AK, AD, dan AR diselamatkan oleh pasukan Filipina di South Ubian, Tawi-Tawi pada Kamis (18/3), sedangkan KR diselamatkan di Pulau Kalupag, Minggu (21/3).

Sumber: detikcom
Editor: Ari