Korban Sriwijaya Air Nabila Anjani Dimakamkan, Santunan Pun Jadi Rebutan

Santunan untuk korban Sriwijaya Air SJ 182 Nabila Anjani (11) jadi rebutan. Nabila Anjani merupakan korban Sriwijaya Air SJ 182 asal Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Korban Sriwijaya Air Nabila Anjani Dimakamkan, Santunan Pun Jadi Rebutan
Jenazah Nabila. (Ist)

BRITO.ID, BERITA BANGKA - Santunan untuk korban Sriwijaya Air SJ 182 Nabila Anjani (11) jadi rebutan. Nabila Anjani merupakan korban Sriwijaya Air SJ 182 asal Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Dia menumpang pesawat nahas yang jatuh di sekitar Kepulauan Seribu Sabtu (9/1/2021) silam itu bersama Rosi Wahyuni (bibinya), Rizki Wahyudi (anak bibinya), Indah Halimah Putri (istri Rizki), dan Arkana Nadhif (anak Rizki-Indah).

Jenazah Nabila Anjani kemudian teridentifikasi pada Senin (25/1/2021) silam dan telah dibawa ke Pangkalpinang untuk dikebumikan pada Rabu (27/1/2021) lalu.

Pantauan bangkapos.com, pelayat pada proses pemakaman Nabila Anjani tak seramai saat almarhumah Rosi Wahyuni dan almarhum Rizki Wahyudi dimakamkan beberapa waktu lalu.

Jenazah Nabila Anjani disalatkan di Masjid Jamik Pangkalpinang dan langsung dimakamkan.

Saat tiba dan dimakamkan di Pangkalpinang itulah, terkuak kabar polemik santunan untuk Nabila Anjani.

Disebutkan bahwa ada upaya pihak-pihak tertentu untuk merebut santunan untuk Nabila Anjani.

Hal ini disebutkan Iqbal, paman Nabila Anjani atau adik korban Rosi Wahyuni.

Iqbal menyesalkan, hingga Selasa (26/1/2021) malam, sebelum jenazah Nabila Anjani tiba dan dimakamkan di Pangkainang, ada pihak keluarga Nabila lain seolah ingin memperebutkan santunan yang diberikan oleh berbagai pihak.

"Yang kami kesalkan semuanya muncul ketika mendengar kematian Nabila yang disebabkan karena jatuhnya pesawat,' ujar Iqbal.

Nabila adalah anak angkat Rosi Wahyuni.

Nabila Anjani tak tahu siapa ayah ibu kandungnya. Karena ada masalah keluarga, Nabila Anjani tak tahu siapa sebenarnya ibu dan ayah kandungnya.

Kata Iqbal, hingga tragedi Sriwijaya Air SJ 182 itu terjadi, Nabila tak mengetahui siapa ibu dan bapak kandungnya.

Menurut Iqbal, Nabila Anjani hanya tahu bahwa Rosi dengan sapaan Makci itulah ibunya.

"Belum saatnya dia tau, kita semua pihak keluarga menyembunyikan karena Nabila masih cukup kecil untuk mengetahui keluarganya. Niatnya nanti kalau dia sudah besar akan kita kasih tau," kata Iqbal.

Iqbal sendiri adalah adik kandung Rosi yang juga ikut serta membesarkan Nabila Anjani dan membiayai sekolahnya.

Kata dia, sebelum kecelakaan pesawat nahas itu terjadi, Nabila Anjani ikut bersama bibinya Rosi Wahyuni untuk tinggal di Kalimantan.

Menurut kisah keluarga korban, saat malam sebelum keberangkatan, Nabila sempat ditanyakan berulang kali oleh pihak keluarga, ingin ikut siapa.

Sampai tiga kali Nabila menjawab ingin ikut bersama Rosi pergi ke Kalimantan.

Malam sebelum keberangkatan, Nabila menangis sejadi-jadinya karena berat untuk berpisah dengan sang kakak laki-lakinya, Adit.

Kata Iqbal, Nabila sebetulnya anak angkat dari kakak kandungnya yang selain Rosi.

Namun setelah kakak kandungnya yang pertama itu meninggal.

Rosi Wahyuni lah yang mengasuh Nabila hingga tragedi pesawat tersebut.

Namun, saat tragedi Sriwijaya Air SJ 182 terjadi, datang pihak lain yang disebut merupakan bapak angkat Nabila atau kakak ipar Iqbal langsung mengakui bahwa Nabila adalah anaknya.

Padahal sejak beberapa tahun lalu, Heri bapak angkat Nabila sudah pergi meninggalkannya.

Tak hanya Heri sebagai bapak angkat yang sudah meninggalkan Nabila.

Ibu kandung Nabila juga tiba-tiba muncul menginginkan sebagian dari santunan Nabila.

Hal ini lah yang disesalkan Iqbal selaku pihak keluarga yang membesarkan Nabila sejak kecil.

Mau dibangunkan masjid dan pesantren

Padahal keinginan Iqbal dan keluarga lainnya, santunan untuk Nabila Anjani ingin dibangunkan sebuah masjid atau pesantren.

Pilihan ini dipilih agar dapat menjadi amal untuk Nabila.

"Padahal niat kami keluarga ingin disumbangkan ke masjid atau dibangunkan sebuah masjid untuk Nabila. Ini tidak, ibu kandungnya minta jatah bagian, ayah angkatnya minta jatah bagian, ini mereka sama saja seperti makan bangkai anaknya, heran kami," jelas Iqbal sedikit kesal saat mencurahkan isi hati kepada Bangkapos.com, Rabu (27/1/2021).

Ada Rencana ke Pengadilan

Padahal, menurut Iqbal, dirinya dan semua pihak keluarga lah yang membesarkan Nabila sejak ditelantarkan keluarganya yang lain..

Mulai dari sekolah, uang jajan, bantu Almarhumah Rosi memberikan uang makan, semuanya serba saling membantu.

"Kami dari awal saling bantu, biarpun Nabila bukan keluarga sedarah tapi semuanya sudah kami anggap anak, semua sama, kami makan susah dia susah juga. Kami makan enak dia enak juga. Nah sekali kejadian ini jadi banyak yang muncul ingin minta jatah bagian, kan lucu," tegas Iqbal saat ditemui di rumah duka.

Iqbal bercerita sambil meneteskan air mata.

Iqbal menyebutkan, usai ditelantarkan ayah angkatnya, Nabila secara resmi masuk ke dalam kartu keluarga bersama Rosi.

Sebab Rosi lah yang mengasuhnya.

"Santunan yang diperebutkan itu santunan yang akan diberikan oleh Jasa Raharja, bukan santunan dari Sriwijaya. Kalau santunan dari pihak maskapai ini mau diperebutkan juga akan kami bawa ke pengadilan. Kami pihak keluarga ini inginnya dijadikan amal baik untuk Nabila, itu saja, tidak ada niat kami sedikit pun untuk mengambil uang itu," katanya.

Sudah 53 Jenazah Korban Sriwijaya Air Terindentifikasi

Dikutip dari kompas.com, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri kembali mengidentifikasi empat korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 pada Senin (25/1/2021).

Dengan demikian, tim DVI sudah berhasil mengidentifikasi 53 jenazah dari 62 korban jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182.

Dari 53 korban yang telah teridentifikasi, 46 jenazah di antaranya telah diserahkan kepada pihak keluarga.

Proses identifikasi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 tetap dilakukan meski operasi SAR telah dihentikan oleh Basarnas.

"Kita berharap tim DVI akan menyelesaikan tugas dan kewajiban-nya. Mudah-mudahan korban-korban yang telah teridentifikasi akan semakin banyak, tentunya ini akan memberikan kepastian kepada keluarga korban," Karopenmas Divhumas Polri Brigjen (Pol) Rusdi Hartono dalam jumpa pers di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta, sebagaimana dikutip dari Antara, Senin. 

Sementara itu, Direktur Pencatatan Sipil Direktorat Jenderal Dukcapil Kemendagri Handayani Ningrum mengatakan, dokumen kematian seluruh korban yang teridentifikasi telah diterbitkan.

Dari 53 dokumen kematian yang diterbitkan, 8 di antaranya belum diserahkan ke pihak keluarga karena masih menunggu keputusan keluarga mengenai mekanisme penyerahan.

Berikut daftar nama korban Sriwijaya Air SJ 182 yang telah teridentifikasi:

-Okky Bisma (30), pramugara Sriwijaya Air, teridentifikasi 11 Januari 2021

-Fadly Satrianto (38), co-pilot NAM , teridentifikasi 12 Januari 2021

-Khasanah (50), teridentifikasi 12 Januari 2021

-Asy Habul Yamin (36), teridentifikasi 12 Januari 2021

-Indah Halimah Putri (26), teridentifikasi 13 Januari 2021

-Agus Minarni (47), teridentifikasi 13 Januari 2021

-Ricko Mahulette (32), teridentifikasi 14 Januari 2021

-Ihsan Adhlan Hakim (33), teridentifikasi 14 Januari 2021

-Supianto (37), teridentifikasi 14 Januari 2021

-Pipit Supiyono (23), teridentifikasi 14 Januari 2021

-Mia Tresetyani (23), pramugari Sriwijaya Air, teridentifikasi 14 Januari 2021

-Yohanes Suherdi (37), teridentifikasi 14 Januari 2021

-Toni Ismail (59), teridentifikasi 15 Januari 2021

-Dinda Amelia (15), teridentifikasi 15 Januari 2021

-Isti Yudha Prastika (34), teridentifikasi 15 Januari 2021

-Putri Wahyuni (25), teridentifikasi 15 Januari 2021

-Rahmawati (59), teridentifikasi 15 Januari 2021

-Arneta Fauziah, teridentifikasi 16 Januari 2021

-Arifin Ilyas (26), teridentifikasi 16 Januari 2021

-Makrufatul Yeti Srianingsih (30), teridentifikasi 16 Januari 2021

-Beben Sopian (58), teridentifikasi 16 Januari 2021

-Nelly (49), teridentifikasi 16 Januari 2021

-Rizky Wahyudi (26), teridentifikasi 16 Januari 2021

-Rosi Wahyuni (51), teridentifikasi 16 Januari 2021

-Fao Nuntius Zai, bayi berumur 11 bulan, teridentifikasi 17 Januari 2021

-Yuni Dwi Saputri (34), pramugari Sriwijaya Air, teridentifikasi 17 Januari 2021 Iu Iskandar (52), teridentifikasi 17 Januari 2021

-Oke Dhurrotul Jannah (24), pramugari NAM Air, teridentifikasi 17 Januari 2021

-Satu korban tidak disebutkan namanya, teridentifikasi 17 Januari 2021

-Didik Gunardi (49), pramugara NAM Air, teridentifikasi 18 Januari 2021

-Athar Rizki Riawan (8), teridentifikasi 18 Januari 2021

-Gita Lestari (36), pramugari Sriwijaya Air, teridentifikasi 18 Januari 2021

-Fathima Ashalina (2), teridentifikasi 18 Januari 2021

-Rahmania Ekananda (39), teridentifikasi 18 Januari 2021

-Kolisun (37), teridentifikasi 19 Januari 2021

- Grislend Gloria Natalies (28), teridentifikasi 19 Januari 2021

-Faisal Rahman (30), teridentifikasi 19 Januari 2021

-Andi Syifa Kamila (26), teridentifikasi 19 Januari 2021

-Shinta (23), teridentifikasi 19 Januari 2021

-Mulyadi (39), teridentifikasi 19 Januari 2021

-Yulian Andhika, teridentifikasi 20 Januari 2021

-Ratih Windania, teridentifikasi 20 Januari 2021

-Teofilius Ura, teridentifikasi 20 Januari 2021

-Sevia Daro (24), teridentifikasi 21 Januari 2021

-Angga Fernanda Afrion (27), teridentifikasi 21 Januari 2021

-Rion Yogatama (29), teridentifikasi 21 Januari 2021

-Rusni (44), teridentifikasi 21 Januari 2021

-Yumna Fanisyatuzahra (3), teridentifikasi 22 Januari 2021

-Muhammad Nur Kholifatul Amin (46), teridentifikasi 22 Januari 2021

-Fazila Ammara (6), teridentifikasi 25 Januari 2021

-Sugiono Effendy (36), teridentifikasi 25 Januari 2021

-Yohanes (33), teridentifikasi 25 Januari 2021

-Nabila Anjani (11), teridentifikasi 25 Januari 2021

Untuk diketahui, pesawat rute Jakarta-Pontianak tersebut jatuh di perairan antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1/2021) sekitar pukul 14.40 WIB atau 4 menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta, Tangerang.

Pesawat mengangkut 62 orang yang terdiri dari 6 kru, 46 penumpang dewasa, tujuh anak-anak, dan tiga bayi. (*)

Sumber: bangkapos.com
Editor: Ari