NGERI! 200 Ton Ikan di Danau Maninjau Mati, Ini Penyebabnya
Terdapat 200 ton ikan jenis nila dan mas di keramba jaring apung Danau Maninjau, Kecamatan Tanjungraya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat mati mendadak. Penyebabnya, angin kencang disertai curah hujan tinggi.
BRITO.ID, BERITA AGAM - Terdapat 200 ton ikan jenis nila dan mas di keramba jaring apung Danau Maninjau, Kecamatan Tanjungraya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat mati mendadak. Penyebabnya, angin kencang disertai curah hujan tinggi.
Penyuluh Perikanan Kecamatan Tanjungraya, Asrul Deni Putra, di Lubukbasung mengatakan kematian 200 ton ikan itu tersebar di dua nagari yakni, Nagari Tanjung Sani sebanyak 50 ton dan Nagari Koto Kaciak 150 ton.
Di Nagari Tanjung Sani tersebar di Jorong Muko Jalan, Jorong Batu Nanggai, Jorong Galapuang dan Jorong Pandan.
"Ini data sementara yang saya peroleh dari petani dan ikan itu berasal dari ratusan petak keramba jaring apung milik 150 orang," kata Asrul seperti dikutip Antara.
Ia mengatakan ikan jenis nila dan mas itu mati akibat angin kencang disertai curah hujan tinggi melanda daerah itu dan menyebabkan terjadi pembalikan air di dasar danau vulkanik itu. Pembalikan air itu menyebabkan sisa pakan di dasar danau yang mengandung amoniak terangkat ke atas dan membuat ikan keracunan.
Setelah itu, ikan di dalam keramba jaring apung di Danau Maninjau tersebut mengalami pusing dan mati.
"Beberapa jam, bangkai ikan mengapung ke permukaan danau," dia menjelaskan.
Ia mengimbau petani untuk segera memanen ikan dan memindahkan ke kolam air tenang, agar tidak mati karena curah hujan masih tinggi dan beresiko untuk kematian ikan.
Sebelumnya, Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam mengimbau agar petani untuk menunda menebar bibit ikan dari September sampai Januari.
Pada bulan itu, tambahnya, curah hujan disertai angin kencang berpotensi melanda daerah itu, sehingga oksigen akan berkurang dan ikan akan mati.
"Kita telah memasang papan imbauan di sekitar Danau Maninjau," kata dia.
Sumber: Antara
Editor: Ari