Ahli Sebut Virus Corona China Bisa Menular!

BRITO.ID, BERITA INTERNASIONAL - Wabah mirip pneumonia di China tengah menyebar, sudah lebih dari 200 orang didiagnosis dengan virus mirip SARS itu. Bahkan, ahli kesehatan mengatakan sekarang ada bukti bahwa penyakit ini dapat menyebar dari satu orang ke lainnya.
Dengan meningkatnya pencarian dan pengujian virus baru di antara orang-orang dengan gejala seperti demam dan batuk, jumlah kasus di China melonjak selama akhir pekan. Wuhan, sebagai pusat wabah, sekarang memiliki hampir 200 kasus yang telah dikonfirmasi, dengan tiga kasus kematian.
Kasus-kasus lainnya juga dilaporkan di Beijing dan Provinsi Guangdong, seperti dilansir dari Straits Times, Senin (20/1/2020).
Selain wilayah China, Korea Selatan mendeteksi kasus pertamanya, menurut kantor berita Yonhap, yang menambahkan kasus yang ditemukan di Thailand dan Jepang sebelumnya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah merilis pedoman untuk deteksi diagnostik virus pada hari Jumat 17 Januari, sambil mengkonfirmasi kecurigaan bahwa penyakit tersebut dapat menyebar dari satu orang ke orang lainnya. Namun saat itu, belum ada laporan tentang pekerja kesehatan yang terinfeksi, suatu tanda bahwa virus itu kemungkinan tidak menular seperti SARS, yang menewaskan hampir 800 orang pada 17 tahun lalu.
"Jelas bahwa setidaknya ada beberapa penularan dari manusia ke manusia dari bukti yang kami miliki, tetapi kami tidak memiliki bukti jelas yang menunjukkan bahwa virus telah memperoleh kapasitas untuk menularkan di antara manusia dengan mudah," kata Dr Takeshi Kasai, direktur regional WHO untuk pasifik barat, dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg TV pada hari Senin.
"Kami membutuhkan lebih banyak informasi untuk menganalisa itu."
Negara-negara di seluruh dunia kini tengah meningkatkan upaya screening di antara para penumpang yang tiba menjelang festival Tahun Baru China yang dimulai Jumat ini, di mana menjadi periode perjalanan yang tinggi bagi orang-orang China.
Bandara Internasional di New York, Los Angeles, dan San Francisco mulai melakukan screening mulai Jumat malam, disusul dengan kota-kota di Asia yang menerapkan langkah-langkah pengawasan beberapa hari setelah wabah dilaporkan pada 31 Desember.
Di Wuhan, petugas layanan kesehatan tersebar di 11 juta kota, turut melakukan pengecekan lebih ketat terhadap gejala di antara orang-orang yang menaiki pesawat dan kereta api.
"Ini adalah situasi di mana kita mungkin akan melihat kasus-kasus lainnya di seluruh dunia, ketika semakin banyak orang yang terinfeksi oleh virus ini," ujar Dr Nancy Messonnier, Direktur Pusat Nasional untuk Pengendalian Penyakit dan Pencegahan (CDC) Pusat Nasional AS untuk Imunisasi dan Penyakit Pernafasan, kepada wartawan pada hari Jumat.
"Sangat masuk akal bahwa setidaknya akan ada kasus yang terjadi nantinya di Amerika Serikat, dan itulah alasan mengapa kami bergerak begitu cepat dengan screening ini."
Sumber: Liputan6
Editor: Ari