Air PDAM Bungo Kembali Dikeluhkan Warga karena Keruh, Dirut PDAM Pancuran Telago Klarifikasi dan Minta Maaf

Air PDAM Bungo Kembali Dikeluhkan Warga karena Keruh, Dirut PDAM Pancuran Telago Klarifikasi dan Minta Maaf
Air PDAM keruh. (Ist)

BRITO.ID, BERITA BUNGO – Sejumlah warga Kabupaten Bungo kembali menyuarakan keluhan atas kualitas air bersih yang mereka terima dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Pancuran Telago. Keluhan paling umum yang muncul adalah kondisi air yang keruh, berwarna cokelat, dan dianggap tidak layak digunakan untuk kebutuhan rumah tangga sehari-hari.

Keluhan ini muncul melalui pesan-pesan yang tersebar di grup WhatsApp masyarakat dan ditujukan langsung kepada Direktur Utama PDAM Pancuran Telago Bungo, Salman Alfarisi.

Salah satu warga, Abun Yani, menyampaikan keprihatinannya atas buruknya kondisi air yang ia terima.

“Iya, Pak Dirut yang terhormat, air PAM sering nian keruh masuk ke rumah warga, Pak,” ujarnya dalam pesan yang beredar pada Sabtu, 6 Juli 2025.

Keluhan serupa juga datang dari warga lainnya yang menyebut bahwa air ledeng tampak berlumpur, bahkan terkadang menimbulkan bau tidak sedap, terutama saat pagi atau setelah hujan turun.

Beberapa warga menyampaikan bahwa mereka terpaksa menyaring air dengan kain atau ember penampung agar bisa digunakan, baik untuk mandi maupun mencuci. Kondisi ini tentu menimbulkan keresahan dan kekhawatiran akan dampaknya bagi kesehatan keluarga, terutama anak-anak.

“Kami bayar air tiap bulan, tapi kadang airnya bau dan cokelat. Kalau mandi takut gatal, apalagi buat masak,” ujar seorang ibu rumah tangga di Kelurahan Sungai Pinang.

Menanggapi keluhan ini, Direktur Utama PDAM Pancuran Telago Bungo, Salman Alfarisi, memberikan penjelasan sekaligus permohonan maaf secara terbuka kepada masyarakat.

“Maaf, kondisi yang terjadi sudah saya klarifikasikan, sanak-sanak sayo. Dan sekarang alhamdulillah atas kehendak DIA, kondisi air telah pulih,” ucap Salman.

Ia menjelaskan bahwa penyebab utama kekeruhan air bisa berasal dari sisa-sisa partikel yang menempel di jaringan pipa sambungan ke rumah warga. Hal ini disebabkan oleh jenis pipa utama yang masih menggunakan material PVC, yang rentan terhadap penumpukan endapan jika tekanan air berubah mendadak, misalnya saat terjadi gangguan di instalasi pengolahan.

“Adapun kalau terjadi kekeruhan pada sambungan rumah, salah satu faktor yang mempengaruhi adalah sisa-sisa kekeruhan yang melekat pada pipa, karena tipe pipa utama kita masih PVC,” jelasnya.

Ia juga menyebut bahwa gangguan sempat terjadi pada Instalasi Pengolahan Air (IPA) Sungai Pinang, namun untuk wilayah lain seperti Manggis dan SKB, distribusi air berjalan normal.

PDAM mengklaim telah melakukan langkah-langkah perbaikan dan pembilasan pipa untuk mengurangi endapan yang menyebabkan air menjadi keruh. Namun demikian, Salman mengakui bahwa penggantian infrastruktur lama masih menjadi tantangan besar dan membutuhkan waktu serta anggaran yang tidak sedikit.

“Sekali lagi mohon maaf kalau sanak-sanak telah terganggu kenyamanannya. Kami terus berupaya meningkatkan pelayanan,” pungkas Salman.

 Beberapa usulan juga mulai muncul dari warga, agar PDAM mempercepat peremajaan pipa distribusi utama dan meningkatkan sistem pengawasan kualitas air secara digital dan real time.

(Ado)